TUGAS KULIAH
KURIKULUM DALAM PRESPEKTIF
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
DISUSUN OLEH:
SUBIANTORO
CHISBULLAH HUDA
MAHMUD NB
SUTEJO
DOSEN : ISA ANSHORI, M.Ag.
MATA KULIAH : FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MADIN)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia diciptakan Allah SWT begitu mulia, karena selain bentuk yang
sempurna manusia juga dibekali piranti-piranti berupa akal, fitrah, qolbu, dan
nafsu sehingga ia mampu mentransformasikan segala anugerah itu untuk dapat
mengaktualisasikan diri dalam mencapai kesempurnaan sebagai khalifah di muka
bumi. Untuk dapat mencapai itu semua
manusia butuh proses atau kegiatan yang ilmiah yaitu pendidikan.
Pendidikan merupakan bentuk usaha sadar dan terencana yang
berfungsi untuk mengembangkan potensi yang ada pada manusia agar bisa digunakan
untuk kesempurnaan hidupnya dimasa depan nanti. Jika dilihat dalam perspektif
Islam adalah untuk membentuk manusia menjadi manusia seutuhnya (insan kamil)
dan menciptakan bentuk masyarakat yang ideal dimasa depan. Dari istilah insan
kamil ini maka segala aspek dalam pendidikan haruslah sesuai dengan idealitas
Islam.
Setiap kegiatan yang akan dilakukan apa lagi untuk mencapai
sesuatu dari yang dilakukan tersebut memerlukan suatu perencanaan atau
pengorganisasian yang dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur. Demikian
juga dalam suatu pendidikan baik jenis dan jenjangnya pasti memerlukan suatu
program yang terencana dan sistematis sehingga dapat menghantarkan pada tujuan
yang diinginkan, yang proses perencanaan ini dalam istilah pendidikan disebut
dengan kurikulum.
Dalam kurikulum, tidak hanya dijabarkan serangkaian ilmu
pengetahuan yang harus diajarkan oleh pendidik kepada anak didiik, tetapi juga
segalah kegiatan yang bersifat kependidikan yang dipandang perlu karena
mempunyai pengaruh terhadap anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
islam. Disamping itu, kurikulum juga hendaknya dapat dijadikan ukuran kwalitas
proses dan keluaran pendidikan sehingga dalam kurikulum sekolah telah tergambar
berbagai pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diharapkan
dimiliki setiap lulusan sekolah.[1]
Salah satu tugas dari filsafat pendidikan islam adalah
memberikan arah bagi tercapainya tujuan pendidikan islam. Tujuan pendidikan
islam yang akan dicapai harus direncanakan atau di programkan melalui
kurikulum. Oleh karena itu kurikulum merupakan faktor yang sangat penting dalam
proses pendidikan pada lembaga pendidikan islam. Dengan demikian akan menjadi
jelas dan terencana tentang bagaimana dan apa yang harus diterapkan dalam proses belajar
mengajar.
Dari uraian di atas, maka fokus pembahasan makalah ini
adalah “ Bagaimana kurikulum dalam perspektif filsafat pendidikan islam “?
B.
Rumusan Masalah
1.
Pengertian
Kurikulum
2.
Ciri-Ciri
Kurikulum Pendidikan Islam
3.
Asas-
Asas Kurikulum Pendidikan Islam
4.
Prinsip-Prinsip
Kurikulum Pendidikan Islam
C.
Tujuan Makalah
1. Mengetahui Apa Dan Bagaimana
Kurikulum Pendidikan Islam.
2. Mengetahui Pentingnya Kurikulum
Pendidikan Islam Di Sekolah.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kurikulum
Secara harfiah kurikulum berasal dari bahasa
latin, curriculum yang berarti bahan
pengajaran. Ada yang mengatakan berasal dari bahasa prancis courier yang berarti berlari.[2]
Ada pula yang mengatakan kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu “curir”
yang artinya pelari dan “curere” yang artinya jarak yang harus
ditempuh oleh pelari. Jika dikaitkan dengan pendidikan, kurikulum ini berarti
bahan pengajaran, sedangkan dalam kosa kata bahasa Arab istilah kurikulum
dikenal dengan “manhaj” yang berarti jalan terang yang dilalui
oleh manusia pada berbagai bidang kehidupannya. Jika dikaitkan dengan pendidikan
berarti jalan terang yang dilalui pendidik dengan peserta didik untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka.[3]
Sedangkan secara terminologi,
pengertian kurikulum dapat kita lihat atau baca dari para ahli berikut ini:[4]
a. Crow and Crow : Kurikulum adalah
rancangan pengajaran yang isinya sejumlah mata pelajaran yang disusun secara
sistematis sebagai syarat untuk menyelesaikan suatu program pendidikan
tertentu.
b. Saylor Alexander (dikutip S.
Nasution) : Kurikulum bukan hanya memuat sejumlah mata pelajaran, akan tetapi
termasuk juga didalamnya segala usaha sekolah untuk mencapai tujuan yang
diinginkan baik di lingkungan sekolah maupun diluar lingkungan sekolah.
c. Hasan langgulung : Kurikulum adalah
sejumlah pengalaman pendidikan, kebudayaan, sosial, olahraga, dan kesenian baik
yang dilaksanakan dilingkup sekolah maupun diluar lingkungan sekolah.
d. UU
No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dikatakan bahwa kurikulum
seperangkat rencana dan peratutan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
kurikulum itu merupakan salah satu komponen yang sangat
menentukan dalam suatu sistem pendidikan. Jadi kurikulum merupakan alat dalam
pencapaian tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksaan
pembelajaran pada semua jenis dan tingkat pendidikan.
Dengan demikian, pengertian
kurikulum dalam pandangan modern merupakan program pendidikan yang disediakan
oleh sekolah yang tidak hanya sebatas bidang studi dan kegiatan belajar saja.
Akan tetapi meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan dan
pembentukan pribadi siswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan
sehingga dapat meningkatkan mutu kehidupannya yang pelaksaannya bukan hanya
disekolah, tapi juga diluar sekolah.
Dalam
pengajaran biasanya hanya terfokus pada ruang kelas saja, tapi dengan
perkembangan yang terjadi saat ini sumber pendidikan dapat diperoleh dari
berbagai hal diluar kelas seperti perpustakaan, museum, majalah, televisi,
surat kabar, radio dan yang lebih memudahkan lagi adalah internet yang segala
sesuatunya ada informasi didalamnya.
Jadi kurikulum juga harus
mempertimbangkan hal itu agar peserta didik bisa terus mengikuti perkembangan
dari suatu ilmu pengetahuan, tekhnologi, kebudayaan dan lain sebagainya yang
ada diluar dari sekolah agar tidak dicap sebagai siswa yang gagal akan perkembangan
zaman.
B.
Ciri-Ciri Kurikulum Pendidikan Islam
Secara umum, kurikulum tersusun
dengan beberapa aspek utama yang menjadi cirrinya. Hasan
Langgulung mengungkapkan empat ciri-ciri utama dari kurikulum, yaitu:
·
Tujuan pendidikan yang ingin dicapai
oleh kurikulum itu.
·
Pengetahuan (knowledge) ilmu-ilmu data,
aktivitas-aktivitasnya dan pengalaman-pengalaman dari mana terbentuk kurikulum
itu.
·
Metode dan cara-cara mengajar dan
bimbingan yang diikuti murid-murid untuk mendorong mereka ke arah yang
dikehendaki dan tujuan-tujuan yang dirancang.
·
Metode dan cara penilaian yang digunkan
untuk mengukur dan menilai hasil proses pendidikan yang dirancang dalam
kurikulum.
Berangkat
dari ke kempat hal yang menjadi aspek pokok kurikulum, maka jika dikaitkan
dengan filsafat pendidikan yang dikembangkan pada pendidikan islam tentu semua
akan menyatu dan terpadu dengan ajaran islam itu sendiri. Pendidikan yang merupakan suatu proses memanusiaan
manusia pada hakekatnya adalah sebuah upaya untuk meningkatkan kualitas
manusia. Oleh karena itu, setiap proses pendidikan akan berusaha mengembangkan
seluas-luasnya potensi individu sebagai sebuah elemen penting untuk
mengembangkan dan mengubah masyarakat (agent of change). Dalam upaya itu,
setiap proses pendidikan membutuhkan seperangkat sistem yang mampu
mentransformasi pengetahuan, pemahaman, dan perilaku peserta didik. Dan salah
satu komponen operasional pendidikan sebagai sistem adalah kurikulum, dimana
ketika kata itu dikatakan, maka akan mengandung pengertian bahwa materi yang diajarkan
atau dididikkan telah tersusun secara sistematik dengan tujuan yang hendak
dicapai.
Omar Mohammad al- Toumy al- Syaibany
menyebutkan lima ciri kurikulum pendidikan islam sebagai berikut;
I.
Menonjolkan
tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuan-tujuannya dan kandungan –
kandungan, metode-metode,alat-alat, dan tekniknya bercorak agama.
II.
Meluas
cakupannya dan menyeluruh kandungannya.
III.
Bersikap
seimbang diantara berbagai ilmu yang dikandung dalam kurikulum yang akan
digunakan. Selain itu juga seimbang antara pengetahuan yang berguna bagi
pengembangan individual dan pengembangan social.
IV.
Bersikap
menyeluruh dalam menata seluruh mata pelajaran yang diperlukan oleh anak didik.
V.
Kurikulum
yang disusun selalu disesuaikan dengan minat dan bakat anak didik.[5]
Sedangkan
Al-Shaybani mengatakan bahwa kurikulum pendidikan islam haruslah mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
ΓΌ
Menonjolkan
mata pelajaran dan akhlak .
Agama dan akhlak seharusnya diambil dari Al-Qur’an dan
As-Sunnah serta contoh-contoh dari orang terdahulu yang sholeh.
ΓΌ
Memperhatikan
pengembangan yang menyeluruh dari aspek pribadi siswa yaitu jasmani, akal dan
rohani
ΓΌ
Memperhatikan
keseimbangan antara pribadi dan masyarakat, jasmani dan rohani, dunia dan
akhirat, keseimbangan itu tentunya bersifat relative karena tidak dapat diukur
secara objektif.
ΓΌ
Memperhatikan
juga seni halus,seperti ukir, pahat, tulis indah, gambar dan sejenisnya.Selain
itu juga memperhatikan pendidikan jasmani seperti latihan militer, tehnik,
keterampilan dan bahasa asing sekalipun, semua ini diberikan kepada perorangan
secara aktif sesuai bakat, minat,dan kebutuhan.
ΓΌ
Mempertimbangkan
perbedaan-perbedaan kebudayaan yang sering terdapat di tengah manusia karena
perbedaan tempat dan perbedaan zaman. Kurikulum dirancang sesuai kebudayaan.[6]
C. Asas-Asas
Kurikulum
Secara teoritis penyusunan sebuah
kurikulum harus berdasarkan asas-asas tertentu. Asas – asas tersebut antara
lain menurut S. Nasution yaitu :
1.
Asas Filosofis
Berperan sebagai penentuan tujuan
umum pendidikan sehingga penyusunan kurikulum mengandung kebenaran, dimana asas
ini merupakan pandangan hidup mendidik anak sesuai dengan tujuan pendidikan.
Asas filosofis membawa rumusan kurikulum pendidikan islam
kepada tiga dimensi:ontologi, epistemologi, dan aksiologi.Dimensi ontologi
mengarahkan kurikulum agar lebih banyak memberi anak didik kesempatan untuk
berhubungan langsung dengan fisik-fisik, obyek-obyek.Pada mulanya dimensi ini
diterapkan Allah SWT.dalam pengajaranNya kepada nabi Adam as dengan
memberitahukan atau mengajarkan nama-nama benda (QS.Al-Baqarah{2}:31) dan belum
sampai pada tahap penalaran atau pengembangan wawasan.Demensi epistemologi
adalah perwujudan kurikulum yang sah,yang berdasarkan metode kontruksi
pengetahuan yang disebut metode ilmiah,yang sifatnya mengajak berfikir
menyeluruh,reflektif dan kritis, implikasi dimensi epistemologi dalam rumusan
kurikulum, isinya cenderung fleksibel karena pengetahuan yang dihasilkan tidak
mutlak, tentatif dan dapat berubah-ubah. (QS.Al-Baqarah {2}:26-27); dan dimensi
aksiologi mengarahkan pembentukan kurikulum agar memberikan kepuasan pada diri
peserta didik agar memiliki nilai-nilai yang ideal, supaya hidup dengan baik
dan terhindar dari nilai-nilai yang tidak diinginkan.Nilai-nilai ideal ini bisa
menimbulkan daya guna dan fungsi yang bermanfaat bagi peserta didik dalam
kelangsungan hidup menuju kesempurnaan, kenyamanan dan dijauhi dari segala
sesuatu yang menimbulkan kesengsaraan atau kerugian
Tugas ketiga dimensi tersebut merupakan kerangkah dalam
perumusan kurikulum pendidikan islam. Dari berbagai macam filsafat pada
dasarnya memberikan khasana intelektual di bidang kurikulum pendidikan islam
lainnya, semakin banyak pula kontribusi teori dan konsep. Teori dan konsep yang
ditimbulkan dari berbagai macam aliran filsafat tidak dapat begitu saja
diterima atau ditolak, namun diseleksi terlebih dahulu kemudian hasilnya
dimodifikasi pada khasana kurikulum pendidikan islam[7]
2. Asas Sosiologis
Memberikan dasar untuk menentukan
apa saja yang akan dipelajari sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kebudayaan,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Asas
Organisatoris
Asas ini memberikan dasar-dasar
dalam bentuk bagaimana bahan itu disusun, dan bagaimana penentuan luas dan urutan
mata pelajaran.
4. Asas
Psikologis
Asas ini memberikan prinsip –
prinsip tentang perkembangan anak didik dalam berbagai aspeknya, serta cara
menyampaikan bahan pelajaran agar dapat dipahami oleh anak didik sesuai dengan
perkembangan.[8]
D. Prinsip-Prinsip
Kurikulum Pendidikan Islam
Menurut Al-Taumi sebagaimana yang di
kutip oleh Muhammad Zein dalam bukunya ‘’ Materi
filsafat pendidilan islam “, prinsip dasar yang harus dipegengi dalam
menyusun kurikulum pendidikan islam adalah:
1.
Kurikulum
pendidikan islam harus bertautan dengan agama,termasuk ajaran dan nilainya.
2.
Tujuan
dan kandungan kurikulum pendidikan islam harus menyeluruh (universal)
3.
Tujuan
dan kandungan kyrikulum pendidikan islam harus adanya keseimbangan.
4.
Kurikulum
pendidikan islam harus berkaitan dengan bakat, minat, kemampuan dan kebutuhan
anak didik serta alam lingkungan di mana anak didik tersebut hidup.
5.
Kurikulum
pendidikan islam harus dapat memelihara perbedaanindividu diantara anak didik
dalam bakat, minat, kemampuan dan kebutuhan mereka.
6.
Kurikulum
pendidikan islam harus mengikuti perkembangan dan perubahan zaman, filsafah,
prinsip, dasar, tujuan dan metode pendidikan islam harus dapat memenuhi
tuntutan zaman.
7.
Kurikulum
pendidikan islam harus bertautan dengan pengalaman dan aktifitas anak didik
dalam masyarakat.[9]
H.M. Arifin dalam bukunya “ Ilmu Pendidikan Islam”
mengemukakan empat prinsip dalam penyusunan kurikulum pendidikan islam yaitu:
1.
Kurikulum
pendidikan yang sejalan dengan idealitas islami adalah kurikulum yang
mengandung materi (bahan) ilmu pengetahuan yang mampu berfungsi sebagai alat
untuk tujuan hidup islami.
2.
Untuk
berfungsi alat yang efektif mencapai tujuan tersebut, kurikulum harus
nengandung tata nlai islami yang intrinsik dan ekstrinsik mampu
merealisasikantujuan pendidikan islam.
3.
Kurikulum
yang bercirikan islami itu diproses melalui metode yang sesuai dengan nilai
yang terkandung di dalam tujuan pendidikan islam
4.
Antara
kurikulum, metode, dan tujuan pendidikan islam harus saling menjiwai dalam
proses mencapai produk bercita-citakan menurut ajaran islam.[10]
E.
Isi
Kurikulum Pendidikan Islam
Cakupan
bahan pengajaran yang ada dalam suatu kurikulum kini terus semakin luas atau
mengalami perkembangan karena tuntutan dari kemajuan ilmu pengetahuan,
kebudayaan, tekhnologi yang terjadi di dalam masyarakat, dan beban yang
diberikan pada sekolah.
Berdasarkan
tuntutan perkembangan itu maka para perancang menetapakan cakupan kurikulum
meliputi 4 bagian yaitunya :[11]
a. Tujuan merupakan arah, sasaran,
target yang akan dicapai melalui proses belajar mengajar.
b. Isi merupakan bagian yang berisi
pengetahuan, informasi, data, aktifitas, dan pengalaman yang diajarkan kepada
peserta didik untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
c. Metode merupakan cara yang digunakan
guru atau dosen kepada peserta didik untuk menyampaikan mata pelajaran agar
mudah dimengerti.
d. Evaluasi merupakan cara yang
dilakukan guru untuk melakukan penilaian dan pengukuran atas hasil mata
pelajaran.
Untuk menentukan kualifikasi isi kurikulum pendidikan islam
dibutuhkan syarat yang perlu diajukan dalam perumusan yaitu:
a)
Materi
yang disusun tidak menyalahi fitrah manusia,
b)
Adanya
relevansi dengan tujuan pendidikan islam,
c)
Disesuaikan
dengan tingkat perkembangan dan usia peserta didik,
d)
Membawa
peserta didik kepada objek empiris dan praktik langsung,
e)
Penyusunan
bersifat integral, terorganisasi,
f)
Materi
sesuai dengan masalah mutakhir yang sedang dibicarakan,
g)
Adanya
metode yang sesuai,
h)
Materi
yang diajarkan berhubungan dengan peserta didik nantinya.,
i)
Memperhatikan
aspek sosial,
j)
Punya
pengaruh positif,
k)
Memperhitungkan
waktu, tempat,
l)
Adanya
ilmu alat ayng mempelajari ilmu lain.
Setelah syarat itu dipenuhi disusunlah isi kurikulum pendidikan.
Isi kurikulum menurut Ibnu Khaldum terbagi jadi 2 tingkatan:
1) Tingkatan Pemula
Materi
kurikulum difokuskan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah
2) Tingkatan Atas
Tingkatan
ini punya 2 klasifikasi:
- Ilmu yang berkaitan dengan zatnya
- Ilmu yang berkaitan dengan ilmu lain seperti ilmu bahasa, matematika, mantiq
Menurut
Al-Ghazali klasifikasi isi kurikulum pada 3 kelompok yaitu:
a. Kelompok
menurut kuantitas yang mempelajari
- Ilmu fardhu ‘ain yaitu ilmu yang harus diketahui oleh setiap muslim yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah
- Ilmu fardhu kifayah yaitu ilmu yang cukup dipelajari oleh sebagian orang muslim saja misalnya kedokteran, pertanian dan lainnya
b. Kelompok
menurut fungsinya
- Ilmu tercela adalah ilmu yang tidak berguna untuk masalah dunia maupun akhirat serta mendatangkan kerusakan
- Ilmu terpuji adalah ilmu agama yang dapat mensucikan jiwa dan menghindari hal-hal yang buruk, serta ilmu yang dapat mendekatkan diri pada allah
- Ilmu terpuji dalam batasan tertentu tidak bolaeh dipelajari secara mendalam karena akan mendatangkan ateis.
c.
Kelompok menurut sumbernya
- Ilmu Syar’iyah adalah ilmu-ilmu yang didapat dari wahyu ilahi dan sabda nabi
- Ilmu ‘Aqliyah adalah ilmu yang berasal dari akal pikiran setelah mengadakan eksperimen dan akulturas.
Allah berfirman dalam Q.S. Fushshilat ayat 53 mengenai isi
kurikulum yang artinya:“Kami akan memeperlihatkan kepada mereka tanda-tanda
kekuasaan kami disegenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah
bagi mereka bahwa Al-Quran iu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup bagi
kamu bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu”
Ayat tersebut terkandung 3 isi kurikulum pendidikan islam
yaitunya:
1. Isi
kurikulum berdasarkan pada ketuhanan
2. Isi
kurikulum berorientasi pada manusia
3. Isi
kurikulum berorientasi pada alam.[12]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1.
Kurikulum merupakan cakupan sejumlah
mata pelajaran yang harus dilalui oleh pendidik dan anak didik sesuai tujuannya
untuk tingkat tertentu yaitu untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
mereka dimanapun usaha itu dilakukan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
2.
Filsafat pendidikan islam berperan
sebagai penentu tujuan umum pendidikan, memberikan arah bagi tercapainya tujuan
pendidikan islam, sehingga kurikulum mengandung nilai-nilai yang diyakini
kebenarannya.
3.
Asas
–asas kurikulum,meliputi:
Asas Filosofis.
Asas Sosiologis.
Asas Organisatoris.
Asas Psikologis.
4.
Kurikulum
pendidikan islam mempunyai ciri-ciri tersendiri yang berbeda dengan kurikulum
yang lain dan senantiasa bersifat dinamis, terus mengalami perkembangan seiring
dengan perkembangan zaman, akan tetapi asas, materi dan prinsip penyusunan kurikulum tetap bersumber pada
Al-Qur’an dan As-Sunnah.
DAFTAR
PUSTAKA
Nugiyantoro,
Burhan, ,Dasar-Dasar Pengembangan
Kurikulum Sekolah .Sebuah Pengantar Teoritis Dan Pelaksanaan , BPFE
,Yogyakarta: 1980
Al-Rasy
Nata,Abudin. Filsafat Pendidikan Islam 1. Logos Wacana Ilmu, Jakarta:
1997.
Suharto,Toto,
Filsafat Pendidikan Islam, Ar-Ruz Media, Yogyakarta: 2006
Idin
dan Syamsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam : Pendekatan Histories,
Teoritis, dan Praktis, Ciputat Press, Ciputat : 2005
Arifin,
H.M. T.th, Filsafat Pendidikan Islam,
cet.ke-4, Bumi Aksara Jakarta
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, Kencana, Jakarta : 2005
Uman
Cholil, Ikhtisar Ilmu Pendidikan Islam,
Surabaya: Duta Aksara,1998
Muhaimin & Mujib Abdul, Pemikiran Pendidikan Islam : Kajian
Filosofis dan Kerangkah Dasar Oprasionalnya
cet.ke 1, Trigenda Karya, Bandung: 1993
[1] Nugiyantoro, Burhan, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah .Sebuah Pengantar Teoritis
Dan Pelaksanaan (yogyakarta: BPFE, 1980),hal 21
[2] Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam 1, hlm.123
[3] Al-Rasyidin
dan Syamsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam : Pendekatan Histories,
Teoritis, dan Praktis, Ciputat : Ciputat Press, 2005,h 55-56
[5] Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam 1, hlm.127
[6] Al-Shaybani, Umar muh.ammad Tuwmi ,Filsafat Pendidikan Islam,terj.Hasan
lLanggulung(Jakarta: Bulan Bintang 1979) hal 489-517
[7] Muhaimin & Mujib Abdul, Pemikiran Pendidikan Islam : Kajian
Filosofis dan Kerangkah Dasar Oprasionalnya
cet.ke 1 (Bandung:Trigenda Karya 1993) hal188-190
[9] Uman Cholil, Ikhtisar Ilmu Pendidikan Islam
(Surabaya:Duta Aksara,1998)hal 46