Assalamu'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh…
“Akhirat - kehidupan yang
Sebenarnya”
Allah berfirman: Dan tiadalah
kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya
akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankabut 64)
Allah berfirman: Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain
dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih
baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” (QS
Al-An’aam ayat 32)
Allah berfirman: Dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi.” (QS Al-Qashshash 77)
Dari Anas r.a. berkata: Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam
bersabda, "Ya Allah,sesungguhnya tidak ada kehidupan yang sebenarnya
kecuali kehidupan akhirat." (HR, Bukhari - Muslim)
QS
Al AN'AAM ( BINATANG TERNAK ( 6 : 53-59 ) ...
53.
Dan demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang kaya) dengan
sebahagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang kaya itu)
berkata : "Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah
Allah kepada mereka?" (Allah berfirman) : "Tidakkah Allah lebih
mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepadaNya)
?"
SEBAB
TURUNNYA AYAT :
Imam
Ahmad, Imam Thabrani dan Ibnu Abu Hatim meriwayatkan melalui Ibnu Masud r.a.
yang telah mengatakan, bahwa ada segolongan orang-orang Quraisy bertemu dengan
Rasulullah saw. yang ketika itu sedang bersama Khabbab bin Art, Shuhaib, Bilal
dan Ammar. Kemudian mereka berkata, "Hai Muhammad! Apakah engkau suka
terhadap mereka dan apakah mereka orang-orang yang mendapat anugerah dari Allah
di antara kami? Andaikata engkau mengusir mereka niscaya kami mau
mengikutimu." Lalu Allah swt. menurunkan wahyu-Nya berkenaan dengan
mereka, yaitu firman-Nya, "Dan berilah peringatan dengan apa yang
diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan Tuhan..."
sampai dengan firman-Nya, "...supaya jelas pula jalan orang-orang yang
berdosa." (Q.S. Al-An'am 51-55).
Ibnu
Hibban dan Hakim meriwayatkan melalui Saad bin Abu Waqqash yang mengatakan,
bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan enam orang, yaitu saya sendiri,
Abdullah bin Masud dan empat orang lainnya. Mereka (kaum musyrikin) berkata
kepada Rasulullah saw., "Usirlah mereka (yakni para pengikut Nabi) sebab
kami merasa malu menjadi pengikutmu seperti mereka." Akhirnya hampir saja
Nabi saw. terpengaruh oleh permintaan mereka, akan tetapi sebelum terjadi,
Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan janganlah kamu mengusir orang-orang
yang menyeru Tuhannya...," sampai dengan firman-Nya, "...Tidakkah
Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)."
(Q.S. Al-An'am 52-53).
Dan
Ibnu Jarir mengetengahkan melalui Ikrimah yang telah mengatakan, bahwa telah
datang Atabah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah, Muth'im bin Addi dan Harts bin
Naufal beserta para pemuka kabilah Abdul Manaf dari kalangan kaum kafir kepada
Abu Thalib. Kemudian mereka berkata kepadanya, "Seandainya anak saudaramu
mengusir hamba-hamba sahaya tersebut, niscaya ia sangat kami agungkan dan akan
ditaati di kalangan kami serta ia lebih dekat kepada kami, dan niscaya kami akan
mengikutinya." Lalu Abu Thalib menyampaikan permintaan mereka kepada Nabi
saw. Umar bin Khaththab mengusulkan, "Bagaimana jika engkau melakukan apa
yang mereka pinta itu, kemudian mari kita lihat apa yang akan mereka
kehendaki." Akan tetapi kemudian Allah swt. menurunkan firman-Nya,
"Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang
yang takut akan dihimpunkan...," sampai dengan firman-Nya,
"...tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)."
(Q.S. Al-An'am 51-53).
Mereka
yang dimaksud adalah Bilal, Ammar bin Yasir, Salim bekas budak Ibnu Huzaifah,
Saleh bekas budak Usaid, Ibnu Masud, Miqdad bin Abdullah, Waqid bin Abdullah
Al-Hanzhali dan orang-orang yang miskin seperti mereka. Akhirnya Umar menghadap
Nabi saw. seraya memohon maaf atas perkataannya itu. Setelah itu turunlah
firman-Nya, "Apabila datang kepadamu orang-orang yang beriman kepada
ayat-ayat Kami..." (Q.S. Al-An'am ayat 54).
Ibnu
Jarir, Ibnu Abu Hatim dan selain mereka berdua mengetengahkan melalui Khabbab
yang telah berkata, bahwa Aqra' bin Habis dan Uyainah bin Hishn telah datang
menghadap, lalu mereka menemukan Rasulullah saw. bersama Shuhaib, Bilal, Ammar
dan Khabbab dalam keadaan duduk-duduk ditemani oleh segolongan kaum mukminin yang
lemah-lemah. Tatkala mereka melihat orang-orang tersebut berada di sekitar Nabi
saw., mereka menghina orang-orang lemah sahabat Nabi itu. Kemudian mereka
menemui Nabi saw. secara tertutup lalu mereka berkata, "Kami menghendaki
engkau membuat suatu majelis tersendiri untuk kami, tentu engkau telah
mengetahui kedudukan kami di kalangan orang-orang Arab. Sebab para utusan Arab
sering datang kepadamu ; kami merasa malu apabila datang utusan orang-orang
Arab, mereka melihat kami bersama dengan budak-budak itu. Untuk itu kami minta
apabila kami datang kepadamu, harap engkau mengusir mereka dari sisimu, dan
apabila kami telah selesai bertemu denganmu, maka kami persilakan engkau duduk
kembali bersama mereka jika hal itu engkau kehendaki." Nabi saw. menjawab,
"Ya." Kemudian setelah itu turunlah ayat ini, yaitu firman-Nya,
"Janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya..." (Q.S.
Al-An'am 52).
Kemudian
Allah swt. menyebutkan tentang Aqra' dan temannya itu melalui firman-Nya,
"Dan demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang yang kaya)
dengan sebagian mereka (orang-orang yang miskin)..." (Q.S. Al-An'am 53).
Dan tersebutlah bahwa Rasulullah saw. sering duduk-duduk bersama kami, apabila
ia bermaksud pergi, maka ia berdiri dan meninggalkan kami masih dalam keadaan
duduk. Setelah itu turunlah firman Allah, "Dan bersabarlah kamu
bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya..." (Q.S. Al-Kahfi
28). Ibnu Katsir berkata, "Hadis ini adalah hadis garib, sebab
sesungguhnya ayat ini adalah Makiah, sedangkan Aqra' dan Uyainah sesungguhnya
mereka berdua baru masuk Islam sesudah lewat satu tahun masa hijrah"...
54.
Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu,
maka katakanlah : "Salaamun alaikum [476]. Tuhanmu telah menetapkan atas
diri-Nya kasih sayang [477], (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat
kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan [478], kemudian ia bertaubat
setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
[476]
Salaamun 'alikum artinya mudah-mudahan Allah melimpahkan kesejahteraan atas
kamu.
[477]
lihat not [462].
[478]
lihat not [277].
SEBAB
TURUNNYA AYAT:
Imam
Ahmad, Imam Thabrani dan Ibnu Abu Hatim meriwayatkan melalui Ibnu Masud r.a.
yang telah mengatakan, bahwa ada segolongan orang-orang Quraisy bertemu dengan
Rasulullah saw. yang ketika itu sedang bersama Khabbab bin Art, Shuhaib, Bilal
dan Ammar. Kemudian mereka berkata, "Hai Muhammad! Apakah engkau suka
terhadap mereka dan apakah mereka orang-orang yang mendapat anugerah dari Allah
di antara kami? Andaikata engkau mengusir mereka niscaya kami mau
mengikutimu." Lalu Allah swt. menurunkan wahyu-Nya berkenaan dengan
mereka, yaitu firman-Nya, "Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan
itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan Tuhan..." sampai dengan
firman-Nya, "...supaya jelas pula jalan orang-orang yang berdosa."
(Q.S. Al-An'am 51-55).
Dan
Ibnu Jarir mengetengahkan melalui Ikrimah yang telah mengatakan, bahwa telah
datang Atabah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah, Muth'im bin Addi dan Harts bin
Naufal beserta para pemuka kabilah Abdul Manaf dari kalangan kaum kafir kepada
Abu Thalib. Kemudian mereka berkata kepadanya, "Seandainya anak saudaramu
mengusir hamba-hamba sahaya tersebut, niscaya ia sangat kami agungkan dan akan
ditaati di kalangan kami serta ia lebih dekat kepada kami, dan niscaya kami
akan mengikutinya." Lalu Abu Thalib menyampaikan permintaan mereka kepada
Nabi saw. Umar bin Khaththab mengusulkan, "Bagaimana jika engkau melakukan
apa yang mereka pinta itu, kemudian mari kita lihat apa yang akan mereka
kehendaki." Akan tetapi kemudian Allah swt. menurunkan firman-Nya,
"Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang
yang takut akan dihimpunkan...," sampai dengan firman-Nya,
"...tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur
(kepada-Nya)." (Q.S. Al-An'am 51-53).
Mereka
yang dimaksud adalah Bilal, Ammar bin Yasir, Salim bekas budak Ibnu Huzaifah,
Saleh bekas budak Usaid, Ibnu Masud, Miqdad bin Abdullah, Waqid bin Abdullah
Al-Hanzhali dan orang-orang yang miskin seperti mereka. Akhirnya Umar menghadap
Nabi saw. seraya memohon maaf atas perkataannya itu. Setelah itu turunlah
firman-Nya, "Apabila datang kepadamu orang-orang yang beriman kepada
ayat-ayat Kami..." (Q.S. Al-An'am ayat 54). Faryabi dan Ibnu Abu Hatim
mengetengahkan melalui Mahan yang telah mengatakan, bahwa pada suatu hari ada
orang-orang datang menemui Nabi saw. Kemudian mereka berkata,
"Sesungguhnya kami telah melakukan dosa-dosa yang besar", akan tetapi
Nabi saw. sama sekali tidak menjawab pertanyaan mereka. Kemudian Allah
menurunkan firman-Nya, "Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat
Kami itu datang kepadamu". (Q.S. Al-An'am 54)...
55.
Dan demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al-Quraan (supaya jelas jalan
orang-orang yang saleh, dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa.
SEBAB
TURUNNYA AYAT :
Imam
Ahmad, Imam Thabrani dan Ibnu Abu Hatim meriwayatkan melalui Ibnu Masud r.a.
yang telah mengatakan, bahwa ada segolongan orang-orang Quraisy bertemu dengan
Rasulullah saw. yang ketika itu sedang bersama Khabbab bin Art, Shuhaib, Bilal
dan Ammar. Kemudian mereka berkata, "Hai Muhammad! Apakah engkau suka
terhadap mereka dan apakah mereka orang-orang yang mendapat anugerah dari Allah
di antara kami? Andaikata engkau mengusir mereka niscaya kami mau
mengikutimu." Lalu Allah swt. menurunkan wahyu-Nya berkenaan dengan
mereka, yaitu firman-Nya, "Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan
itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan Tuhan..." sampai dengan
firman-Nya, "...supaya jelas pula jalan orang-orang yang berdosa".
(Q.S. Al-An'am 51-55)...
56.
Katakanlah : "Sesungguhnya aku dilarang menyembah tuhan-tuhan yang kamu
sembah selain Allah". Katakanlah : "Aku tidak akan mengikuti hawa
nafsumu, sungguh tersesatlah aku jika berbuat demikian dan tidaklah (pula) aku
termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk"...
57.
Katakanlah : "Sesungguhnya aku berada di atas hujjah yang nyata
(Al-Qur'an) dari Tuhanku [479], sedang kamu mendustakannya. Tidak ada padaku
apa (azab) yang kamu minta supaya disegerakan kedatangannya. Menetapkan hukum
itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia Pemberi
keputusan yang paling baik".
[479]
Maksudnya : Nabi Muhammad SAW mempunyai bukti yang nyata atas kebenarannya...
58.
Katakanlah : "Kalau sekiranya ada padaku apa (azab) yang kamu minta supaya
disegerakan, tentu telah diselesaikan Allah urusan yang ada antara aku dan kamu
[480]. Dan Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang zalim.
[480]
Maksudnya : tentu Allah telah menurunkan azab kepadamu sampai kamu binasa...
59.
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang
mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan
di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya
(pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak
sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata
(Lauh Mahfudz)"...
SYUKRAAN..
AAMIIN...AAMIIN...AAMIIN...
InsyaALLAH
JazakALLAH
AAMIIN...AAMIIN...AAMIIN...
InsyaALLAH
JazakALLAH
Hadis riwayat Ali, ia berkata: Kami sedang mengiringi sebuah jenazah di Baqi
Gharqad (sebuah tempat pemakaman di Madinah), lalu datanglah Rasulullah
menghampiri kami. Beliau segera
duduk dan kami pun ikut duduk di sekeliling beliau yang ketika itu memegang
sebatang tongkat kecil. Beliau menundukkan kepalanya dan mulailah membuat
goresan-goresan kecil di tanah dengan tongkatnya itu kemudian beliau bersabda:
Tidak ada seorang pun dari kamu sekalian atau tidak ada satu jiwa pun yang
hidup kecuali telah Allah tentukan kedudukannya di dalam surga ataukah di dalam
neraka serta apakah ia sebagai seorang yang sengsara ataukah sebagai seorang
yang bahagia.
Lalu seorang lelaki tiba-tiba bertanya: Wahai Rasulullah!
Kalau begitu apakah tidak sebaiknya kita berserah diri kepada takdir kita dan
meninggalkan amal-usaha? Rasulullah bersabda: Barang siapa yang telah ditentukan
sebagai orang yang berbahagia, maka dia akan mengarah kepada perbuatan
orang-orang yang berbahagia. Dan barang siapa yang telah ditentukan sebagai
orang yang sengsara, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang
sengsara.
Kemudian beliau melanjutkan sabdanya: Beramallah! Karena
setiap orang akan dipermudah! Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang
berbahagia, maka mereka akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang
bahagia. Adapun orang-orang yang ditentukan
sebagai orang sengsara, maka mereka juga akan dimudahkan untuk melakukan amalan
orang-orang sengsara.
Kemudian beliau membacakan ayat berikut ini: Adapun orang
yang memberikan hartanya di jalan Allah dan bertakwa, dan membenarkan adanya
pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang
mudah.
Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup,
serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya
jalan yang sukar. (Shahih Muslim No.4786)
Hadis riwayat Imran bin Hushain, ia
berkata: Rasulullah ditanya:
Wahai Rasulullah! Apakah sudah diketahui orang yang akan menjadi penghuni surga
dan orang yang akan menjadi penghuni neraka? Rasulullah menjawab: Ya. Kemudian beliau
ditanya lagi: Jadi untuk apa orang-orang harus beramal? Rasulullah menjawab: Setiap orang akan
dimudahkan untuk melakukan apa yang telah menjadi takdirnya. (Shahih Muslim No.4789)
No comments:
Post a Comment
silahkan berkomentar sebagai saran dan kritik, terimakasih