PERADABAN
DISUSUN
OLEH:
Zaim Amaliy
MATA KULIAH : FIQIH DUSTURI
FAKULTAS
AGAMA ISLAMUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2013
PENDAHULUAN
- Latar belakang
Pada periode klasik, Islam mengalami
kemajuan dan masa keemasan. Hal ini ditandai dengan sangat luasnya wilayah
kekuasaan Islam, adanya integrasi antarwilayah Islam, dan adanya kemajuan di
bidang ilmu dan sains.
Pada abad pertengahan, Islam mengalami kemunduran. Hal ini ditandai dengan tidak adanya lagi kekuasaan Islam yang utuh yang meliputi seluruh wilayah Islam, dan terpecahnya. Islam menjadi kerajaan-kerajaan yang terpisah. Kerajaan-kerajaan itu antara lain:
1. Kerajaan Ottoman di Turki
Pada abad pertengahan, Islam mengalami kemunduran. Hal ini ditandai dengan tidak adanya lagi kekuasaan Islam yang utuh yang meliputi seluruh wilayah Islam, dan terpecahnya. Islam menjadi kerajaan-kerajaan yang terpisah. Kerajaan-kerajaan itu antara lain:
1. Kerajaan Ottoman di Turki
Kerajaan Ottoman didirikan dan
diproklamasikan kemerdekaannya oleh Utsman I dari bangsa Turki Utsmani, setelah
Sultan Alauddin dari Dinasti Saljuk meniggal dunia tahun 1300 M. Utsman I
dinobatkan sebagai raja (sultan) pertama dari kerajaan Ottoman, yang disusul
derngan raja-raja berikutnya. Kerajaan Ottoman mengalami kemajuan pada masa
pemerintahan Sultan Muhammad II (1451-1481 M). Sultan ini berjasa besar, karena
telah menyebarluaskan Islam ke Benua Eropa, melalui penaklukan kota Benteng
Konstantinopel ibukota Romawi Timur pada tahun 1453 M. Karena keberhasilannya
ini, kemudian Sultan Muhammad II mendapat julukan Al-Fatih yang artinya Sang
Penakluk.
Kerajaan Ottoman mengalami masa keemasan
pada masa pemerintahan Sultan Sulaeman I (1520-1566 M), yang bergelar Sulaeman
Agung dan Sulaeman Al-Qanuni. Pada masa pemerintahannya kerajaan Ottoman
memiliki wilayah kekuasaan yang cukup luas, yaitu: Afrika Utara, Mesir,
Hedzjaz, Irak, Armenia, Asia kecil, Krimea, Balkan, Yunani, Bulgaria, Bosnia,
Hongaria, Rumania, sampai ke batas Sungai Danube dengan tiga lautan, yaitu Laut
Merah, Laut Tengah, dan Laut Hitam.
Namun, setelah Sulaeman Agung meninggal dunia, kerajaan Ottoman Turki mengalami kemunduransehingga satu demi satu wilayah kekuasaannya melepaskan diri.
Namun, setelah Sulaeman Agung meninggal dunia, kerajaan Ottoman Turki mengalami kemunduransehingga satu demi satu wilayah kekuasaannya melepaskan diri.
2. Kerajaan Mogul di India
Peranan umat Islam India dalam
penyebarluasan agama Islam dapat dilihat dalam empat periode, yaitu periode
sebelum kerajaan Mogul (705-1526 M), periode Moghul (1526-1858 M), periode masa
penjajahan Inggris (1858-1947 M), dan periode negara India Sekuler (1947-sekarang).
Kerajaan Mogul didirikan oleh Zahiruddin
Muhammad Babur, keturunan Jengiz Khan bangsa Mongol, pada tahun 1526 M.
Kerajaan Mogul berputar di Delhi (India). Kerajaan Mogul diperintah secara
silih berganti oleh 15 orang raja (sultan). Sultan Kerajaan Mogul bernama
Zahiruddin Muhammad Babur (1526-1530 M) dan sultan terakhirnya bernama Sultan
Bahadur Syah II (1837-1858 M). Kerajaan Mogul mencapai puncak kejayaannya
tatkala diperintah oleh Akbar Syah I (1556-1605 M), Jahangir atau Nuruddin
Muhammad Jahangir (1605-1627 M), Syah Jihan (1627-1658 M), dan Aurangzeb atau
Alamgir I (1658-1707 M).
Wilayah kekuasaan Mogul meliputi Kabul,
Lahore, Multan, Delhi, Agra, Oud, Allahabad, Ajmer, Guzarat, Melwa, Bihar,
Bengal, Khandes, Berar, Ahmad Negar, Ousra, Kashmir, Bajipur, Galkanda, Tajore,
dan Trichinopoli.
3. Kerajaan Safawi di Persia (sekarang Iran)
Umat Islam menguasai Persia sejak tahun
641 M. Setelah iyu, bangsa Persia yang semula beragama Zoroaster
berbondong-bondong masuk Islam. Dinasti atau kerajaan Islam silih berganti
memerintah Persia, sampai dengan bangsa Mongol merebutnya pada abad ke-12 M.
Selama tiga abad bangsa Mongol menguasai Persia, hingga pada tahun 1501 M
muncul dinasti baru, yaitu dinasti atau Kerajaan Safawi.
Kerajaan Safawi didirikan oleh Syah Ismail Syafawi (Ismai I) pada tahun 907 H (1501 M) di Tabriz. Kerajaan Safawi mencapai puncak kejayaannya tatkala diperintah oleh Syah Abbas (1`585-1628 M).
Kerajaan Safawi didirikan oleh Syah Ismail Syafawi (Ismai I) pada tahun 907 H (1501 M) di Tabriz. Kerajaan Safawi mencapai puncak kejayaannya tatkala diperintah oleh Syah Abbas (1`585-1628 M).
Beliau berjasa mempersatukan seluruh
Persia, mengusir Portugis dari kepulauan Hormuz, dan nama pelabuhan Gumran
diubah menjadi Bandar Abbas (sampai sekarang). Syah Abbas juga memindahkan
ibukota kerajaan dari Qizwan ke Isfahan.
Setelah pemerintahan Syah Ismail Safawi
berakhir, silih berganti sultan-sultan Dinasti Safawi melanjutkan
pemerintahannya hingga sebanyak 17 sultan. Sultan terakhir kerajaan Safawi
bernama Sultan Muhammad.
- Rumusan Masalah
·
Bagaimana
perkembangan islam pada peroide pertengahan
·
Bagaimana
sebab-sebab kemunduran islam pada abad pertengahan
·
Apa
hikmah yang diperoleh dari perkembangan islam pada periode pertengahan
- Tujuan
·
Untuk
mengetahui perkembangan islam pada peroide pertengahan
·
Untuk
mengetahui sebab-sebab kemunduran islam pada abad pertengahan
·
Untuk
mengetahui hikmah yang diperoleh dari perkembangan islam pada periode pertengahan
Standar
kompetensi : 4. Memahami perkembangan Islam pada periode
pertengahan/zaman
kemunduran (1250 M – 1800 M)
Kompetensi
dasar : 4.1. Menjelaskan
perkembangan islam pada abad pertengahan.
4.2. Menceritakan sebab-sebab kemunduran
islam pada abad
Pertengahan.
4.3.
Mengambil ibrah dari peristiwa perkerkembangan islam pada
periode pertengahan untuk kepentingan masa kini dan yang akan
datang.
PEMBAHASAN
A.
Perkembangan Islam pada abad
pertengahan
Perkembangan Islam pada abad pertengahan mengalami dua fase
yaitu fase kemunduran dan fase kemajuan (fase tiga kerajaan besar).
1. Fase Kemunduran (1250-1500 M)
a) Dinasti
Jengiskhan
Disebut masa kemunduran karena masa-masa ini dunia Islam
dalam proses penghancuran oleh bangsa Mongol dibawah pimpinan Jengiskan dan
keturunannya serta Timur Lenk yang juga masih keturunan bangsa Mongol.Bangsa
Mongol ini berasal dari daerah pegunungan Mongolia yang membentang dari Asia
tengah sampai ke Siberia utara, Tibet selatan dan Manchuria barat serta
Turkistan timur.
Mereka mempunyai watak yang kasar, suka berperang dan berani
menghadapi maut untuk mencapai keinginannya .Jengiskhan menganut agama
Syamaniah, menyembah bintang-bintang dan sujud kepada Matahari yang sedang
terbit. Raja-raja keturunannya yang masih menganut agama Syamaniyah ialah
Hulagukhan sampai raja yang ke VI.Sedangkan mulai dari raja yang VII (Mahmud
Ghazan) sampai raja-raja selanjutnya adalah pemeluk Islam. Dinasti Jengiskhan
ini dikenal dengan dinasti Ilkhan, yaitu gelar yang diberikan kepada Hulagukhan.
Daerah-daerah yang dikuasai dinasti ini adalah daerah yang
terletak antara Asia kecil di barat dan India di timur.Kedatangannya ke dunia
Islam diawali dengan ditaklukkannya wilayah-wilayah kerajaan Transoxania dan
Khawarizm 1219 M; kerajaan Ghazna pada tahun 1221 M, Azarbaizan pada tahun 1223
M. dan Saljuk di Asia kecil pada tahun 1243 M.Serangan ke Baghdad dilakukan
oleh Hulagukhan pada tahun 1258 M. Saat itu Khalipah Al Mu’tashim menolak untuk
menyerah.
Akhirnya kota Baghdad dikepung. Tanggal 10 Pebruari 1258
benteng benteng kota ini dapat ditembus dan Baghdad dihancurkan. Khalipah dan
keluarganya serta sebagian besar dari penduduk dibunuh dengan dipancung secara
bergiliran. Beberapa dari anggota keluarga Bani Abbas dapat melarikan diri, dan
diantaranya ada yang ke Mesir dan menetap di sana. Kota Bagdad sendiri
dihancurkan rata dengan tanah, sebagaimana kota-kota lain yang dilalui tentara
Mongolia tersebut.
Dari Bagdad pasukan Mongolia menyebrangi sungai Eufrat
menuju Syria, kemudian melintasi Sinai. Pada tahun 1260 M. mereka berhasil
menduduki Nablus dan Gaza. Begitu pula daerah-daerah lain yang dilaluinya dapat
ditaklukkan kecuali Mesir. Tentara Kerajaan Mamalik yang saat itu sedang
berkuasa di Mesir dapat memukul mundur pasukan Mongolia dalam sebuah
pertempuran di ‘Ain Jalut tanggal 13 September 1260 M.Demikianlah kondisi dunia
arab, terutama Baghdad dan sebagian besar derah-daerah kerajan Islam lainnya
dikuasi oleh bangsa Mongolia selama kurang lebih 85 tahun dibawah perintah
dinasti Ilkhan, yang tentunya kehadiran mereka lebih banyak membawa kehancuran
dan kemunduran dunia Islam.
Dari sekian banyak penguasa dinasti Ilkhan ada yang peduli
terhadap pembangunan kembali peradaban yang telah diahncurkannya itu.
Diantaranya adalah Mahmud Ghazan (683-703 /1295-1304), raja Ilkhan pertama yang
beragama Islam. Dia seorang pelindung ilmu pengetahuan dan sastra. Ia amat
menggemari kesenian terutama arsitektur dan ilmu pengetahuan alam, seperti
astronomi, kimia, mineralogy, Metalurogi dan botani.
Ia membangun semacam biara untuk para darwis, perguruan
tinggi untuk mazhab Syafi’i dan Hanafi, sebuah perpustakaan , observatorium,
dan gedung-gedung umum lainnya.Mahmud Ghazan diganti oleh Muhammad Khudabanda
Uljeitu (1304-1317 M) seorang penganut syi’ah yang ekstrim. Ia mendirikan kota
raja Sulthaniyah dekat Zanjan. Pada masa pemerintahan Abu Sa’id (1317-1335 M)
pengganti Muhamad Khudabanda, terjadi bencana kelaparan yang sangat menyedihkan
dan angin topan dengan hujan es yang mendatangkan malapetaka.
Kerajaan Ilkhan sepeninggal Abu Sa’id menjadi terpecah
belah. Masing-masing pecahan saling memerangi . Akhirnya mereka semua
ditaklukkan oleh Timur Lenk.
b) Dinasti
Timur Lenk
Kedatangan Timur Lenk ke dunia Islam tidak kurang membawa
kehancuran , bahkan ia lebih kejam daripada Jengiskan atrau Hulagukhan. Berbeda
dengan Jengiskan atau Hulagukhan yang masih menganut kepercayaan Syamaniah,
Timur Lenk ini sudah menganut agama “Islam”.
Pada tanggal 10 April 1370 M. Timur Lenk memproklamirkan
diri sebagai penguasa tunggal di Tranxosiana. Ia berencana untuk menaklukkan
daerah-daerah yang pernah dikuasai oleh Jengiskhan. Ia berkata : “Sebagaiamana
hanya ada satu Tuhan di alam ini , maka di bumi seharusnya hanya ada seorang
raja.”Pada tahun 1381 M. ia menaklukkan Khurasan, terus ke Afganistan, Persia,
Fars dan Kurdistan.
Di setiap negeri yang ditaklukkannya ia mengadakan
pembantaian besar-besaran terhadap siapa saja yang menghalangi rencananya,
misalnya di Afganistan ia membangun menara yang disusun dari 2000 mayat yang
dibalut dengan batu dan tanah liat; Di Iran ia membangun menara dari 70000
kepala manusia yang sudah dipisahkan dari badannya; Di India ia membantai lebih
dari 80000 tawanan; Di Sivas, Anatolia sekitar 4000 tentara Armenia dikubur
hidup-hidup.Pada tahun 1401 M. ia memasuki daerah Syria bagian utara.
Tiga hari lamanya Aleppo dihancurleburkan. Kepala dari 20000
penduduk dibuat Pyramid setinggi 10 hasta dan kelilingnya 20 hasta dengan wajah
mayat menghadap ke luar. Banyak bangunan, seperti sekolah dan masjid yang
berasal dari zaman Nuruddin Zanky dari Ayyubi dihancurkan. Hamah, Hom’s dan
Ba’labaka berturut-turut jatuh ke tangannya. Demikian pula Damaskus
dikuasainya, sehingga masjid Umayah yang bersejarah mengalami kerusakan berat.
Setelah itu serangan diteruskan ke Baghdad, dan membantai 20000 penduduknya.
Dari mayat-mayat tersebut ia membuat 120 menara sebagai
tanda kemenangan.Timur lenk berambisi juga untuk menguasai kerajaan Usmani di
Turki, karena kerajaan ini banyak menguasai daerah-daerah bekas imperium
Jengiskan dan Hulagukhan. Pada tahun 1402 M. terjadi pertempuran yang sangat
hebat di Ankara.
Tentara Usmani mengalami kekalahan. Sultan Usmani (Bayazid
I) sendiri tertawan dan mati dalam tawanan. Setelah itu Timur Lenk kembali ke
Samarkhand. Ia berencana mengadakan invasi ke Cina, Namun di tengah perjalanan
ia menderita sakit yang membawa kepada kematiannya pada usia 71 tahun.
Tepatnya tahun 1404 M. dan mayatnya di bawa ke
samarkhand.Sekalipun Timur Lenk ini terkenal sangat ganas dan kejam, tetapi ia
sempat memperhatikan pengembangan Islam. Konon ia penganut Syi’ah yang ta’at
dan menyukai tarekat Naqsyabandiyah. Dalam setiap perjalanannya ia selalu
mengikutsertakan para ulama, sastrawan dan seniman. Ia sangat menghormati para
ulama. Ketika ia berusaha menaklukkan Syria utara, ia menerima dengan hormat
sejarawan terkenal, Ibnu Khaldun yang diutus Sulthan Faraj untuk membicarakan
perdamaian.
Kota Samarkhand diperkaya dengan bangunan-bangunan dan
masdjid yang megah dan indah.
c) Kaum
Mamluk Di Mesir
Satu-satunya penguasa Islam yang dapat memukul mundur
tentara Mongolia (Hulagukhan) ialah tentara Mamalik yang saat itu sedang
berkuasa di Mesir dibawah pimpinan Sulthan Baybars (1260-1277) sebagai Sulthan
yang terbesar dan termasyhur serta dipandang sebagai pembangun hakiki dinasti Mamalik
di Mesir.
Dinasti Mamalik berkuasa sejak tahun 1250 M. menggantikan
dinasti Al Ayyubi dan berakhir tahun 1517 M. Karena dapat menghalau tentara
Hulagukhan, Mesir terhindar dari penghancuran, sebagaimana dialami di dunia
Islam lain yang ditaklukkan oleh Hulagu.Dinasti Mamalik ini mengalami kemajuan
diberbagai bidang. Kemenangannya terhadap tentara Mongolia menjadi modal dasar
untuk mengusai daerah-daerah sekitarnya. Banyak penguasa-penguasa kecil
menyatakan setia kepada dinasti ini.
Dinasti ini juga dapat melumpuhkan tentara Salib di
sepanjang laut tengah. Dalam bidang ekonomi, ia membuka hubungan dagang dengan
Perancis dan Italia, terutama setelah kejatuhan Baghdad oleh tentara Timur
Lenk, membuat Kairo menjadi kota yang sangat penting yang menghubungkan jalur
perdagangan antara Laut merah dan laut tengah dengan Eropah. Hasil pertanian
juga meningkat.Di bidang ilmu pengetahuan, Mesir menjadi tempat pelarian
ilmuwan-ilmuwan asal Baghdad dari serangan tentara Mongolia.
Karena itu ilmu-ilmu banyak berkembang di Mesir, seperti
sejarah, kedokteran,astronomi,matematika, dan ilmu agama. Dalam ilmu sejarah
tercatat nama-nama besar, seperti Ibnu Khalikan, Ibnu Taghribardi, dan Ibnu
Khaldun. Di bidang astronomi dikenal nama Nasir al-Din al –Tusi. Di bidang matematika
Abu al Faraj al –‘Ibry. Dalam bidang kedokteran: Abu Hasan ‘Ali al-Nafis penemu
susunan dan peredaran darah dalam paru-paru manusia, Abdul Mun’im al-Dimyathi
seorang dokter hewan, dan al- Razi, perintis psykoterapi. Dalam bidang
Opthalmologi dikenal nama Salah al-Din Ibnu Yusuf. Sedangkan dalam bidang ilmu
keagamaan, tersohor nama Ibnu Taimiyah, seorang pemikir reformis dalam Islam,
al Sayuthi yang menguasai banyak ilmu keagamaan, Ibnu Hajar al-Asqalani dalam
Ilmu Hadits dan lain-lain.
Demikain pula dalam bidan arsitektur. Mereka membangun
bangunan-bangunan yang megah seperti sekolah-sekolah, masjid-masjid, rumah
sakit, museum, perpustakaan, villa-villa, kubah dan menara masjid.Kerajaan
Mamalik ini berakhir tahun 1517 disebabkan banyaknya panguasa yang bermoral
rendah, suka berfoya-foya dan ditambah dengan datangnya musim kemarau panjang
dan berjangkitnya wabah penyakit. Dilain pihak munculnya kekuatan baru, yaitu
kerajaan Turki Usmani yang kemudia dapat memenangkan perang melawan tentara
Mamalik . Kemudian Mesir ini dijadikan salahsatu propinsi kerajaan Usmani di
Turki.
d) Spanyol
Pada abad pertengahan ini Islam hanya berkuasa di daerah
Granada, dibawah dinasti Bani Ahmar (1232-1492 M) yang merupakan kekuatan Islam
terakhir di Spanyol seteleh kurang lebih 7 abad setengah lamanya menguasai
wilayah ini. Kota-kota lain seperti Cordova telah jatuh ke tangan Kristen pada
tahun 1238 M, Sevilla lepas pada tahun 1248 dan akhirnya Granada juga jatuh ke
tangan Kristen pada tahun 1492 M.
Hal ini disebabkan karena terjadinya perpecahan diantara
umat Islam terutama orang-orang Istana dalam memperebutkan kekuasaan. Dilain
pihak umat Kristen berhasil mempersatukan diri. Abu Abdullah sebagai khalipah
terakhir tidak mampu lagi membendung serangan-serangan keristen yang dipimpin
oleh Ferdinand dan Isabella, dan akhirnya dia menyerahkan diri, dan dia sendiri
hijrah ke Afrika utara.
Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol. Umat
Islam setelah itu, dihadapkan kepada dua pilihan, masuk keristen atau pergi
meninggalkan Spanyol. Pada tahun 1609 M. boleh dikatakan tidak ada lagi umat
Islam di daerah ini.Dunia Islam mengalami kehancuran setelah Khalipah Abbasiyah
di Bghdad runtuh, dan baru mengalami kemajuan kembali setelah muncul dan
berkembangnya tiga kerajaan besar, yaitu: Usmani di Turki, Mughal di India dan
Safawi di Persia.
2. FASE KEMAJUAN (Fase Tiga Kerajaan Besar)
(1500-1800 M)
a) Kerajaan
Usmani
Pendiri kerajaan ini bernama Usmani, seorang bangsa Turki
dari kabilah Oghuz. Ia menyatakan diri sebagai Padisyah al Usmani (raja besar
keluarga Usmani) pada tahun 699 H (1300 M). Tahun 1312 M ia menyerang kota
Broessa di Bizantium yang kemudian dijadikan sebagai ibukota kerajaannya.
Beberapa tahun kemudian Usmani dapat menaklukkan sebagian benua Eropah seperti
Azmir (Smirna) tahun 1327, Thawasyanli tahun 1330, Uskandar tahun 1338, Ankara
tahun 1354, dan Gallipoli tahun 1356.
Pada masa Sultan Murad I (1359-1389) Usmani dapat menguasai
Adrianopel yang kemudian dijadikan ibukotanya yang baru, kemudian ditaklukkan
pula Macedonia, Sopia, Salonia dan seluruh wilayah bagian utara Yunani. Merasa
cemas terhadap kemajuan ekspansi kerajaan ini ke eropah, Paus mengobarkan
semangat perang. Sejumlah besar pasukan sekutu Eropah disiapkan untuk memukul
mundur pasukan Usmani. Pasukan ini dipimpin oleh Sijisman, raja Hongaria.
Namun Sultan Bayazid I (1389-1403 M), pengganti Murad I,
dapat menghancurkan pasukan sekutu Kristen Eropah tersebut. Hanya sayang Sultan
Bayazid I ini dapat dikalahkan oleh serangan tentara Timur Lenk dalam
pertempuran di Ankara tahun 1402 dan dia sendiri ditawan musuh.
Dengan ditawannya Bayazid I ini kerajaan Usmani mengalami
kemunduran, sampai diselematkan kembali oleh putranya Muhammad, dan dilanjutkan
oleh Murad II (1421-1451) lalu oleh Muhammad II (1451-1481) yang dikenal dengan
muhammad Al Fatih . Pada masa kekuasaan Muhammad al Fatih ini, Byzantium dan
Konstantinopel ditaklukkan (1453 M). Kerajaan Usmani semakin memantapkan
kedudukannya pada masa Sulaiman al Qanuni (1520-1566 M), sehingga pada masanya
wilayah kekuasaan Usmani mencakup Asia kecil, Armenia, Irak, Siria, Hejaz, dan
Yaman di Asia; Mesir, Libia, Tunis dan Al Jazair di Afrika; Bulgaria, Yunani,
Yugaslapia, Albania, Hongaria, dan Rumania di Eropah.
Untuk mengatur pemerintahan Negara disusunlah sebuah kitab
undang-undang (qanun) yang diberi nama Multaqa al –Abhur, yang menjadi pegangan
hukum bagi kerajaan Usmani sampai datangnya reformasi pada abad ke 19. Sebab
itulah Sultan Sulaiman diberi gelar “al Qanuni.” Dalam pembangunan, Turki
Usmani ini lebih memfokuskan kepada bidang politik , kemiliteran dan
arsitektur. Bidang politik maksudnya adalah perluasan daerah seperti di atas.
Bidang Militer adalah terbentunhya kelompok militer baru
yang disebut pasukan Jenissari atau Inkisyariah. Pasukan inilah yang dapat
mengubah Negara Usmani menjadi mesin perang yang paling kuat. Bidang arsitek
misanya banyak dibangun bangunan-bangunan megah, seperti sekolah, rumah
sakit,villa, makam, jembatan dan masjid-masjid. Masjid-masjid dihiasi dengan
kaligrafi yang indah, misalnya yang terkenal adalah masjid Jami sultan Muhammad
Al Fatih, Masjid Agung sulaiman, Masjid Abi ayub Al Anshari dan Masjid Aya
Sopia yang awalnya adalah bangunan gereja.
Dalam bidang keagamaan, perhatian sultan cukup besar.
Patwa-patwa ulama sangat berperan dalam mengambil kebijakan Negara. Mufti
adalah sebagai pejabat urusan agama tertinggi yang memberikan fatwa resmi
terhadap problematika keagamaan dalam masyarakat. Tanpa legitimasi Mufti,
keputusan hukum kerajaan bisa jadi tidak berjalan. Selama kurang lebih 9 abad
kerajan Usamani berdiri, tetapi kemudian hancur juga disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain:
1) Budaya
pungli Setiap jabatan yang hendak diraih oleh seseorang harus “dibayar”
dengansogokan kepada orang yang berhak memberikan jabatan tersebut, sehinggamenyebabkan
dekadensi moral dan kondisi para pejabat semakin rapuh.
2) Pemberontakan
tentara JenissariKemajuan ekspansi kerajan Usmani adalah juga karena peranan
yang besar dari tentara Jenissari. Maka dapat dibayangkan kalau tentara
Jenissari itu sendiri akhirnya memberontak kepada pemerintah.
3) Kemorosotan
ekonomiIni disebabkan perang yang berkepanjangan, menghabiskan uang dan
perekonomian Negara merosot, sementara belanja Negara sangat besar, termasuk
untuk biaya perang.
4) Wilayah
kekuasaan yang sangat luas Terlalu luasnya wilayah kekuasaan Usmani sangat
sulit untuk dikontrol.Dipihak lain, para penguasa sangat berambisi menguasai
wilayah yang sangat luas, sehinga mereka terlibat perang terus menerus dengan
berbagai bangsa. Hal ini tentu menyedot banyak potensi yang seharusnya dapat
digunakan untuk membangun Negara.
5) Kelemahan
penguasa Sepeninggal Sulaiman al-Qanuni, kerajaan Usmani diperintah oleh
Sultan–sultan yang lemah terutama dalam bidang kepemimpinan. Akhirnya
pemerintahan menjadi kacau.
b. Kerajaan
Safawi Di Persia
Cikal bakal kerajaan ini sebenarnya berasal dari perkumpulan
pengajian tasauf tarekat safawiyah yang berpusat di kota Ardabil, Azerbaijan.
Nama Safawiyah diambil dari nama pendirinya Safi al-Din, seorang keturunan imam
Syi’ah yang ke enam, Musa al Kazhim. Kerajaan ini dapat dianggap sebagai
peletak pertama dasar terbentuknya Negara Iran dewasa ini.
Gerakan tarekat ini lama kelamaan berubah bentuk menjadi
gerakan politik. Jama’ah atau murid-muridnya berubah menjadi tentara yang
teratur dan panatik dalam kepercayaan serta menentang setiap orang yang
bermazhab selain syi’ah.Kepemimpinan Sapawi silih berganti, dan semakin eksis
sebagai gerakan politik yang didukung oleh pasukan tentara yang kuat yang
diberi nama Qizilbash (baret merah) pada masa kepemimpinan Ismail (1501-1524
M).
Dialah yang pertama kali memproklamirkan dirinya sebagai
raja pertama dinasti Safawi di kota Tabriz. Dalam waktu sepuluh tahun ia sudah
dapat menguasai seluruh wilayah Persia dan bagian timur B ulan sabit subur
(Fortile Crescent).Kerajaan Safawi mencapai puncak kemajuannya pada masa
pemerintahan Abbas I . Pada masa pemerintahannya dapat menguasai beberpa daerah
yang dikuasi Turki Usmani seperti Tabriz, Sirwan, dan Baghdad (1602 M).
Kemudian tahun 1622 M dapat menguasai kepulauan Hurmuz, dan
mengubah pelabuhan Gumrun menjadi pelabuhan Bandar Abbas, sehingga jalur
perdagangan antara Timur dan Barat yang biasa diperebutkan oleh Belanda,
Inggris dan Perancis dapat dikusainya.Kemajuan Sapawi bukan hanya bidang
politik saja tetapi juga dalam bidang ilmu pengetahuan, Pada masanya lahir
beberapa ilmuwan antara lain Bahauddin al Syaeraji, generalis ilmu pengetahuan,
Sadaruddin al Syaeroji, seorang filosof, dan Muhammad Baqir Ibnu Muhammad
Damad, seorang filosop, ahli sejarah, teolog dan seorang yang pernah mengadakan
obesrvasi mengenai kehidupan lebah.
Bidang fisik dan seni, para penguasa Safawi telah berhasil
membangun Isfahan, Ibukota kerajaan menjadi kota yang sangat indah. Dibangun
pula mesjid-mesjid, rumah sakit-rumah sakit, sekolah-sekolah, jembatan raksasa
diatas zende Rud, dan istana Chihil Sutun. Unsur seni terlihat juga misalnya
dalam bentuk kerajinan tangan seperti keramik, karpet, pakaian dan tenun, mode,
tembikar dan lain-lain.
Sepeninggal Abbas I kerajaan Safawi berturut-turut diperintah
oleh enam raja, yaitu Safi Mirza (1628-1642), Abbas II (1642-1667), Sulaiman
(1667-1694), Husein (1694-1722), Tahmasp II (1722-1732), dan Abbas III
(1733-1736). Pada masa raja-raja tersebut kondisi kerajaan Safawi semakin lama
semakin menurun yang pada akhirnya membawa kepada kehancurannya. Safi Mirza
adalah seorang yang pencemburu dan kejam terhadap pembesar-pembesar kerajaan.
Abbas II adalah raja yang suka mabuk minuman keras. Sulaiman
selain pecandu narkotika juga menyenangi kehidupan malam beserta harem herem
nya.Sedangkan Husein adalah seorang raja yang sangat diskriminatif, terlalu
berpihak kepada kaum Syi’ah dan Kejam terhadap penganut Sunni.Itulah antara
lain yang menjadi faktor keruntuhan Kerajaan safawi.
Faktor lain adalah konplik yang berkepanjangan dengan
kerajaan Usmani, dekadensi moral dikalangan pembesar-pembesart kerajaan, dan
juga konplik interen di kalangan mereka dalam rangka memperebutkan kekuasaan.
c. Kerajan
Mughal Di India
Kerajaan Mughal letaknya di India dan Delhi sebagai Ibukotanya.
Berdiri seperempat abad sesudah berdirinya kerajaan safawi. Didirikan oleh
Zahiruddin Babur (1482-1530 M), salahsatu dari cucu Timur Lenk. Ia bertekad
ingin menguasai Samarkhan yang menjadi kota penting di Asia Tengah pada masa
itu.
Maka pada tahun 1494 ia berhasil menaklukkannya berkat
bantuan raja Ismail I, raja safawi. Pada tahun 1504 M ia juga dapat menaklukkan
Kabul, ibukota Afganistan. Kerajaan-kerajaan Hindu di India juga dapat
ditaklukkannya.Babur meningal pada tahun 1530 M. diagnti oleh anaknya
Humayun.(1530-1556 M) dapat menggabungkan Malwa dan Gujarat ke daerah-daerah
yang telah dikuasainya.
Humayun meninggal karena terjatuh di tangga perpustakaannya
(1556 M) , diganti oleh anaknya, Akbar.Akbar (1556-1606 M) dapat menaklukkan
raja-raja India yang masih ada pada waktu itu, dan juga Bengal. Dalam soal
agama, Akbar mempunyai pendapat yang libral dan ingin menyatukan semua agama
dalam satu bentuk agama baru yang diberi nama Din Ilahi.
Akbar juga menerapkan politik Sulakhul (toleransi Universal)
, sehingg semua rakyat dipandangnya sama, tidak dibedakan karena perbedaan
etnis dan agama. Sultan-sultan yang besar setelah Akbar antara lain Jehangir
(1605-1627 M) dengan permaisurinya Nur Jehan, Syah Jehan (1628-1658 M) dan
Aurangzeb (1659-1707 M).
Sesudah Aurangzeb adalah Sultan-sultan yang lemah yang tidak
dapat mempertahankan kelanjutan kerajaan MughalBeberapa kemajuan kerajaan
Mughal antara lain dalam bidang pertanian, yaitu berupa biji-bijian, padi,
kacang, tebu, sayuran, rempah-rempah, tembakau, kapas, nila dan bahan-bahan
celupan.Hasil karya seni kerajaan Mughal yang masih dapat dinikmati sampai saat
ini adalah karya-karya arsitektur yang indah dan mengagumkan misalnya bangunan
Masjid berlapiskan mutiara, dan Tajmahal di Agra, Mesjid Raya Delhi dan Istana
indah di Lahore.
Selain kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh kerajaan Mughal,
ada beberapa faktor kelemahannya yang menyebabkan kehancurannya pada tahun1858
antara lain:
1) Terjadi
stagnasi dalam pembinaan kemiliteran sehingga tidak bisa memantaugerak langkah
tentara Inggris di wilayah-wilayah pantai. Begitu pula kekuatanpasukan daratnya
semakin kurang handal, teruatama dalam mengoperasikapersenjataan buatannya
sendiri.
2) Dekadensi
moral dan hidup mewah di kalangan pembesar kerajaan yangmengakibatkan pemborosan
dalam penggunaan uang.
3) Terlampau
kasarnya sikap Aurangzeb dalam melaksanakan ide-idenya yangmenyebabkan
terjadinya konplik antara agama, misalnya aliran Syikh, Syi’ahdan sunni.
4) Semua
pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir kekuasaan Mughal adalahorang-orang
yang lemah dalam bidang kepemimpinan
3. PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN
KEBUDAYAAN
Sesungguhnya
Eropa banyak berhutang budi pada Islam karena banyak sekali peradaban Islam
yang mempengaruhi Eropa, seperti dari spanyol, perang salib dan sisilia.
Spanyol sendiri merupakan tempat yang paling utam bagi Eropa dalam menyerap
ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam, baik dalam bentuk politik, sosial,
ekonomi, kebudayaan dan pendidikan. Beberpa perkembangan Islam antara lain
sebagai berikut.
1.
Bidang politik
Terjadi balance of power karena di bagian
barat terjadi permusuhan antara bani Umayyah II di Andalusia dengan kekaisaran
karoling di Perancis, sedangkan di bagian timur terjadi perseteruan antara bani
Abbasyah dengan kekaisaran Byzantium timur di semenanjung Balkan. Bani Abbasyah
juga bermusuhan dengan Bani Umayyah II dalam perebutan kekuasaan pada tahun 750
M. Kekaisaran Karoling bermusuhan dengan kekaisaran Byzanium timur dalam
memperebutkan Italia. Oleh karena itu terjadilah persekutuan antara Bani
Abbasyah dengan kekaisaran Karoling, sddangkan bani Umayyah II bersekutu dengan
Byzantium Timur. Persekutuan baru berakhir setelah terjadi perang salib
(1096-1291).
2. Bidang
Sosial Ekonomi
Islam telah menguasai Andalusia pada tahun
711 M dan Konstantinopel pada tahun 1453 M. Keadaan ini mempunyai pengaruh
besar terhadap pertumbuhan Eropa. Islam berarti telah menguasai daerah timur
tengah yang ketika itu menjadi jalur dagan dari Asia ke Eropa. Saat itu
perdagangan ditentukan oleh negara-negara Islam. Hal ini menyebabkan mereka
menemukan Asia dan Amerika
3. Bidang
Kebudayaan
Melalui bangsa Arab (Islam), Eropa dapat
memahami ilmu pengetahuan kuno seperti dari Yunani dan Babilonia. Tokoh tokoh
yang mempengaruhi ilmu pengetahuan dan kebudayaan saat itu antara lain sebagai
berikut.
a. Al
Farabi (780-863M)
Al Farabi mendapat gelar guru kedua
(Aristoteles digelari guru pertama). Al Farabi mengarang buku, mengumpulkan dan
menerjemahkan buku-buku karya aristoteles.
b. Ibnu
Rusyd (1120-1198)
Ibnu Rusyd memiliki peran yang sangat besar
sekali pengaruhnya di Eropa sehingga menimbulkan gerakan Averoisme (di Eropa
Ibnu Rusyd dipanggil Averoes) yang menuntut kebebasan berfikir. Berawal dari
Averoisme inilah lahir roformasi pada abad ke-16 M dan rasionalisme pada abad ke-17
M di Eropa. Buku-buku karangan Ibnu Rusyd kini hanya ada salinannya dalam
bahasa latin dan banyak dijumpai di perpustakaan-perpustakaan Eropa dan
Amerika. Karya beliau dikenal dengan Bidayatul Mujtahid dan Tahafutut Tahaful.
c. Ibnu
Sina (980-1060 M)
Di
Eropa, Ibnu Sina dikenal dengan nama Avicena. Beliau adalah seorang dokter di
kota Hamazan Persia, penulis buku-buku kedokteran dan peneliti berbagai
penyakit. Beliau juga seorang filsuf yang terkenal dengan idenya mengenai paham
serba wujud atau wahdatul wujud. Ibnu Sina juga merupakan ahli fisika dan ilmu
jiwa. Karyanya yang terkenal dan penting dalam dunia kedokteran yaitu Al Qanun
fi At Tibb yang menjadi suatu rujukan ilmu kedokteran
4. Bidang Pendidikan
Banyak
pemuda Eropa yang belajar di universitas-unniversitas Islam di Spanyol seprti
Cordoba, Sevilla, Malaca, Granada dan Salamanca. Selama belajar di
universitas-universitas tersebut, mereka aktif menterjemahkan buku-buku karya
ilmuwan muslim. Pusat penerjemahan itu adalah Toledo. Setelah mereka pulang ke
negerinya, mereka mendirikan seklah dan universitas yang sama. Universitas yang
pertama kali berada di Eropa ialah Universitas Paris yang didirikan pada tahun
1213 M dan pada akhir zaman pertengahan di Eropa baru berdiri 18 universitas.
Pada universitas tersebut diajarkan ilmu-ilmu yang mereka peroleh dari
universitas Islam seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti dan ilmu filsafat
Banyak
gambaran berkembangnya Eropa pada saat berada dalam kekuasaan Islam, baik dalm
bidang ilmu pengetahuan, tekhnologi, kebudayaan, ekonomi maupun politik.
Hal-hal tersebut antara lain sebagai berikut.
Seorang sarjana Eropa, petrus Alfonsi (1062
M) belajar ilmu kedokteran pada salah satu fakultas kedokteran di Spanyol dan
ketika kembali ke negerinya Inggris ia diangkat menjadi dokter pribadi oleh
Raja Henry I (1120 M). Selain menjadi dokter, ia bekerja sama dengan Walcher
menyusun mata pelajaran ilmu falak berdasarkan pengetahuan sarjan dan ilmuwan
muslim yang didapatnya dari spanyol. Demikin juga dengan Adelard of Bath (1079-1192
M) yang pernah belajar pula di Toledo dan setelah ia kembali ke Inggris, ia pun
menjadi seorang sarjan yang termasyhur di negaranya.
Cordoba mempunyai perpustakaan yang berisi
400.000 buku dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan.
Seorang pendeta kristen Roma dari Inggris
bernama Roger Bacon (1214-1292 M) mempelajari bahasa Arab di Paris (1240-1268
M). Melalui kemampuan bahasa Arab dan bahasa latin yang dimilikinya, ia dapat
membaca nasakah asli dan menterjemahkannya ke dalam berbagai ilmu pengetahuan,
terutama ilmu pasti. Buku-buku asli dan terjemahan tersebut dibawanya ke
Universitas Oxford Inggris. Sayangnya, penerjemahan tersebut di akui sebagai
karyanya tanpa menyebut pengarang aslinya. Diantara bukuyang diterjemahkan
antara lain adalah Al Manzir karya Ali Al Hasan Ibnu Haitam (965-1038 M). Dalam
buku itu terdapat teori tentang mikroskop dan mesiu yang banyak dikatakan
sebagai hasil karya Roger Bacon.
Seorang sarjana berkebangsaan Perancis
bernama Gerbert d’Aurignac (940-1003 M) dan pengikutnya, Gerard de Cremona
(1114-1187 M) yang lahir di Cremona, Lombardea, Italia Utara, pernah tinggal di
Toledo, Spanyol. Dengan bantuan sarjana muslim disana , ia berhasil
menerjemahkan lebih kurang 92 buah buku ilmiah Islam ke dalam bahasa latin. Di
antara karya tersebut adalah Al Amar karya Abu Bakar Muhammad ibnu Zakaria Ar
Razi (866-926 M) dan sebuah buku kedokteran karangan Qodim Az Zahrawi serta
buku Abu Muhammad Al baitar berisi tentang tumbuhan. Sarjana-sarjana muslim
tersebut mengajarkan penduduk non muslim tanpa membeda-bedakan agama yang
mereka anut.
Apabila kerajaan-kerajaan non muslim
mengalahkan kerajaan-kerajaan Islam, maka yang terjadi adalah pembumihangusan
kebudayaan Islam dan pembantaian kaum muslim. Akan tetapi, apabila kerajaan-kerajaan
Islam yang menguasai kerajaan non muslim, maka penduduk negeri tersebut
diperlakukan dengan baik. Agama dan kebudayaan merekapun tidak terganggu.
Banyak sarjana-sarjana muslim yang berjasa
karena telah meneliti dan mengembangkan ilmu pengetahuan, bahkan karya mereka
diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa meskipun ironisnya diakui sebagai karya
mereka sendiri.
Akibat
atau pengaruh dari perkembangan ilmu pengetahuan Islam ini menimbulkan kajian
filsafat Yunani di Eropa secara besar-besaran dan akhirnya menimbulkan gerakan
kebangkitan atau renaissans pada abad ke-14. berkembangnya pemikiran yunani ini
melalui karya-karya terjemahan berbahasa arab yang kemudian diterjemahkan
kembali ke dalam bahasa latin. Disamping itu, Islam juga membidani gerakan reformasi
pada abad ke-16 M, rasionalisme pada abad ke-17 M, dan aufklarung atau
pencerahan pada abad ke-18 M.
Nasib
kaum muslim di Spanyol sepeninggal Abu Abdullah Muhammad dihadapakan pada
beberapa pilihan antara lain masuk ke dalam kristen atau meninggalkan spanyol.
Bangunan-bangunan bersejarah yang dibangun oleh Islam diruntuhkan dan ribuan
muslim mati terbunuh secara tragis. Pada tahun 1609 M, Philip III mengeluarkan
undang-undang yang berisi pengusiran muslim secara pakasa dari spanyol. Dengan
demikian, lenyaplah Islam dari bumi Andalusia, khusunya Cordoba yang menjadi
pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan di barat sehingga hanya menjadi kenangan.
B. Sebab-Sebab
Kemunduran Islam
Fase ini ditandai dengan kekuasaan islam terpecah – pecah
dan menjadi kerajaan yang terpisah -
pisah. Kemunduran islam pada abad pertengahan , pada umumnya yang menjadi penyebab diantaranya
adalah sebagai berikut :
·
Tidak menjaga dengan baik wilayah
kekuasaan yang luas
·
Penduduknya sangat heterogen
sehingga mengalami kendala dalam penyatuan
·
Para Penguasanya lemah dalam
kepemimpinannya
·
Krisis ekonomi
·
Dekadensi moral yang tidak
terkendali
·
Apatis dan staknasi dalam dunia
Iptek
·
Konflik antar kerajaan islam
Terlebih lagi setelah pasukan Mongol
yang dipimpin oleh Hulagu Khan berhasil membumi hanguskan Bagdad yang merupakan
pusat kebudayaan dan peradaban islam yang kaya dengan imu pengetahuan, hal ini
terjadi pada tahun 1258 M. Saat itu kekhalifahannya dipimpin oleh Khalifah Al
Mu’tasim, penguasa terakhir Bani Abbas di Bagdad.
Setelah Bagdad di takhlukan Hulagu
Khan yang beragama syamanism tersebut,
kekuatan politik islam mengalami kemunduran yang sangat luar biasa.Wilayah
kekuasaannya terpecah – pecah dalam beberapa kerajaan kecil yang tidak bisa
bersatu, dimana antara kerajaan yang satu dan lainnya saling memerangi.
Peninggalan – peninggalan budaya dan peradaban islam hancur di tambah lagi
kehancurannya setelah diserang oleh pasukan yang dipimpin oleh Timur Lenk.
C. Hikmah Sejarah Perkembangan Islam Pada Abad Pertengahan
Ada beberapa manfaat yang dapat kita ambil dari sejarah
perkembangan Islam pada abad pertengahan, diantaranya sebagai berikut.
Meskipun Bani
Umayyah telah dihancurkan oleh Bani Abbasyah, perluasan wilayah Islam masih
terus dilanjutkan sehingga dengan demikian kebudayaan Islam tetap berkembang di
Eropa. Hal tersebut menandakan bahwa semangat kaum muslim dalam meraih
cita-cita sangat tinggi sehingga melahirkan persatuan dan kesatuan yang sangat
dibutuhkan dalam mewujudkan hal tersebut. Hal ini terbukti dalam setiap perluasan
wilayah, kaum muslim mampu menguasai Spanyol dalam waktu sekitar delapan abad
(711-1492 M) dan menguasai Semenanjung Balkan sekitar 4 abad (1453-1918 M)
Niat yang tulus
ketika melakukan sesuatu karena Allah sangat dibutuhkan, ketika niat telah berubah
menjadi orientasi terhadap kekuasaan atau harta, maka dengan cepat kehancuran
akan menimpa. Hal tersebut telah banyak dibuktikan pada peristiwa-peristiwa
runtuhnya daulah bani Umayyah, bani Abbasyah, dan bani Umayyah II di Andalusia
serta kerajaan atau pemerintahan lain dimanapun berada
Penaklukan wilayah
yang demikian luas dilakukan oleh kaum muslim saat itu berdasarkan pada
permintaan penduduk suatu negara yang ditindas oleh pemimpin mereka sendiri.
Hal tersebut dikarenakan penduduknya berada dibawah pemerintahan yang zalim
atau karena kerajaan tersebut telah mengganggu wilayah-wilayah Islam. Oleh
karena itu, kaum muslim telah bertindak sebagai pembebas masyarakat suatu
negara dari tindakan pemerintah mereka yang sewenag-wenang dan bukan bertindak
sebagai penjajah atas suatu negara. Penduduk yang dibebaskan tetap diberikan
keleluasan untuk menjalankan agama atau kepercayaan mereka masing-masing
meskipun upaya penyebaran agama Islam senantiasa dilakukan.
Islam memiliki
kontribusi yang sangat besar dalam upaya menyebarkan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi. Eropa memiliki kemajuan saat ini salah satunya disebabkan jasa
sarjana-sarjana muslim yang telah menjadi mata rantai perkembangan ilmu
pengetahuan kepada masyarakat Eropa saat itu.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Pada zaman pertengahan ialah didominasi
oleh runtuhnya kerajaan-kerajaan islam di jazirah arab yang diakibatkan oleh
invasi dari bangsa lain semacam gengiskhan yang sangat kejam, banyak kemunduran
seiring dengan hancurnya negeri mereka. Namun dari situ muncullah ilmuan-ilmuan
terkenal macam ibnu khaldun dll.
2. Ketidakstabilan struktur masyarakat
waktu itu adalah penyebab utama kemunduran islam wkatu itu. Rusaknya moral,
penduduk yang hheterogen, konflik sesama kerajaan islam dan serangan dari
bangsa mongol.
3.
Dengan
mengalami keterpurukan seperti itu ternyata justru membuat kaum muslimin
semakin semangat dalam menyebarkan agama alllah ini, perluasan wilyah terus
terjadi dan konsisten, bahkan hingga ke tanah eroppa.
No comments:
Post a Comment
silahkan berkomentar sebagai saran dan kritik, terimakasih