MAKALAH
“PENDIDIKAN MORAL”
Tafsir
Tarbawi
Dosen
Pembimbing :
Disusun Oleh:
Maskur
Fainu
Mahmud
Noor Biyadli
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2013
A. Pendahuluan
Pendidikan pada era baru ini telah banyak
mendapatkan perubahan dan modifikasi. Oleh sebab itu dalam mata pelajaran
sejarah kebudayaan islam di SMA/MA dalam mengajarkan ke pada peserta didik
haruslah berjalan secara terintegrasi dari SMP/MTs hingga SMA/MA karena
perkembangan islam sekarang ini tidaklah luput dari sejarah.
Kemudian dari ini pendidikan agama islam mata
pelajaran sejarah kebudayaan islam membenarkan dalam methodi integrasi dalam
pelajaran ini karena tidak akan mengulang-ulangi kembali pelajaran yang telah
di pelajari di MTs maupun kelas yang sebelumnya.
Untuk kelas X MA maka mata pelajaran sejarah
kebudayaan islam mengangkat tentang sejarah dakwah Rosulullah SAW pada periode
mekkah dan madinah.
B. Rumusan Masalah
-
Apa strategi dakwah yang Rosulullah gunakan?
-
Apa hasil dari dakwah Rosululloh di Makkah dan
Madinah?
C. Pembahasan
A.
Sejarah
Dakwah Rasulullah SAW Pada Periode Mekkah dan Madinah
1.
Dakwah
Rasulullah SAW pada periode Mekkah
-
Masyarakat
Arab Jahiliyah Periode Mekah
Objek dakwah Rasulullah SAW pada awal kenabian adalah masyarakat
Arab Jahiliyah, atau masyarakat yang masih berada dalam kebodohan. Dalam bidang
agama, umumnya masyarakat Arab waktu itu sudah menyimpang jauh dari ajaran
agama tauhid, yang telah diajarkan oleh para rasul terdahulu, seperti Nabi Adam
AS. Mereka umumnya beragama watsani atau agama penyembah berhala.
Berhala-berhala yang mereka puja itu mereka letakkan di Ka’bah (Baitullah =
rumah Allah SWT). Di antara berhala-berhala yang termahsyur bernama: Ma’abi,
Hubai, Khuza’ah, Lata, Uzza dan Manar. Selain itu ada pula sebagian masyarakat
Arab Jahiliyah yang menyembah malaikat dan bintang yang dilakukan kaum Sabi’in.
2.
Pengangkatan
Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul
Pengangkatan Muhammad sebagai nabi atau rasul Allah SWT, terjadi
pada tanggal 17 Ramadan, 13 tahun sebelum hijrah (610 M) tatkala beliau sedang
bertahannus di Gua Hira, waktu itu beliau genap berusia 40 tahun. Gua Hira
terletak di Jabal Nur, beberapa kilo meter sebelah utara kota Mekah.
Muhamad diangkat Allah SWT, sebagai nabi atau rasul-Nya ditandai
dengan turunnya Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu yang pertama kali
yakni Al-Qur’an Surah Al-‘Alaq, 96: 1-5. Turunnya ayat Al-Qur’an pertama
tersebut, dalam sejarah Islam dinamakan Nuzul Al-Qur’an.
Menurut sebagian ulama, setelah turun wahyu pertama (Q.S. Al-‘Alaq:
1-5) turun pula Surah Al-Mudassir: 1-7, yang berisi perintah Allah SWT agar
Nabi Muhammad berdakwah menyiarkan ajaran Islam kepada umat manusia.
Setelah itu, tatkala Nabi Muhammad SAW berada di Mekah (periode
Mekah) selama 13 tahun (610-622 M), secara berangsur-angsur telah diturunkan
kepada beliau, wahyu berupa Al-Qur’an sebanyak 4726 ayat, yang meliputi 89
surah. Surah-surah yang diturunkan pada periode Mekah dinamakan Surah
Makkiyyah.
3.
Ajaran
Islam Periode Mekah
Ajaran Islam periode Mekah, yang harus didakwahkan Rasulullah SAW
di awal kenabiannya adalah sebagai berikut:
a.
Keesaan
Allah SWT
b.
Hari
Kiamat sebagai hari pembalasan
c.
Kesucian
jiwa
d.
Persaudaraan
dan Persatuan
B.
Strategi Dakwah Rosulullah SAW Periode Makkah
Tujuan dakwah Rasulullah SAW pada periode Mekah adalah agar
masyarakat Arab meninggalkan kejahiliyahannya di bidang agama, moral dan hokum,
sehingga menjadi umat yang meyakini kebenaran kerasulan nabi Muhammad SAW dan
ajaran Islam yang disampaikannya, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Strategi dakwah Rasulullah SAW dalam berusaha mencapai tujuan yang
luhur tersebut sebagai berikut:
a)
Dakwah
secara Sembunyi-sembunyi Selama 3-4 Tahun
Pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi ini, Rasulullah SAW
menyeru untuk masuk Islam, orang-orang yang berada di lingkungan rumah
tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya. Mengenai orang-orang yang
telah memenuhi seruan dakwah Rasulullah SAW tersebut adalah: Khadijah binti
Khuwailid (istri Rasulullah SAW, wafat tahun ke-10 dari kenabian), Ali bin Abu
Thalib (saudara sepupu Rasulullah SAW yang tinggal serumah dengannya), Zaid bin
Haritsah (anak angkat Rasulullah SAW), Abu Bakar Ash-Shiddiq (sahabat dekat
Rasulullah SAW) dan Ummu Aiman (pengasuh Rasulullah SAW pada waktu kecil).
Abu Bakar Ash-Shiddiq juga berdakwah ajaran Islam sehingga ternyata
beberapa orang kawan dekatnya menyatakan diri masuk Islam, mereka adalah:
Ø Abdul Amar dari Bani Zuhrah
Ø Abu Ubaidah bin Jarrah dari Bani Haris
Ø Utsman bin Affan
Ø Zubair bin Awam
Ø Sa’ad bin Abu Waqqas
Ø Thalhah bin Ubaidillah.
Orang-orang yang masuk Islam, pada masa dakwah secara
sembunyi-sembunyi, yang namanya sudah disebutkan d atas disebut Assabiqunal
Awwalun (pemeluk Islam generasi awal).
b)
Dakwah
secara terang-terangan
Dakwah secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari
kenabian, yakni setelah turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar
dakwah itu dilaksanakan secara terang-terangan. Wahyu tersebut berupa ayat
Al-Qur’an Surah 26: 214-216.
Tahap-tahap
dakwah Rasulullah SAW secara terang-terangan ini antara lain sebaga berikut:
Mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, untuk
menghadiri jamuan makan dan mengajak agar masuk Islam. Walau banyak yang belum
menerima agama Islam, ada 3 orang kerabat dari kalangan Bani Hasyim yang sudah
masuk Islam, tetapi merahasiakannya. Mereka adalah Ali bin Abu Thalib, Ja’far
bin Abu Thalib, dan Zaid bin Haritsah.
Rasulullah SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah, terutama yang
berada dan bertempat tinggal di sekitar Ka’bah untuk berkumpul di Bukit Shafa.
Pada periode dakwah secara terang-terangan ini juga telah
menyatakan diri masuk Islam dari kalangan kaum kafir Quraisy, yaitu: Hamzah bin
Abdul Muthalib (paman Nabi SAW) dan Umar bin Khattab. Hamzah bin Abdul Muthalib
masuk Islam pada tahun ke-6 dari kenabian, sedangkan Umar bin Khattab (581-644
M).
Rasulullah SAW menyampaikan seruan dakwahnya kepada para penduduk
di luar kota Mekah. Sejarah mencatat bahwa penduduk di luar kota Mekah yang masuk
Islam antara lain:
Ø Abu Zar Al-Giffari, seorang tokoh dari kaum Giffar.
Ø Tufail bin Amr Ad-Dausi, seorang penyair terpandang dari kaum Daus.
Dakwah Rasulullah SAW terhadap penduduk Yastrib (Madinah).
Gelombang pertama tahun 620 M, telah masuk Islam dari suku Aus dan Khazraj
sebanyak 6 orang. Gelombang kedua tahun 621 M, sebanyak 13 orang, dan pada
gelombang ketiga tahun berikutnya lebih banyak lagi. Diantaranya Abu Jabir
Abdullah bin Amr, pimpinan kaum Salamah.
Pertemuan umat Islam Yatsrib dengan Rasulullah SAW pada gelombang
ketiga ini, terjadi pada tahun ke-13 dari kenabian dan menghasilkan Bai’atul
Aqabah. Isi Bai’atul Aqabah tersebut merupakan pernyataan umat Islam Yatsrib
bahwa mereka akan melindungi dan membela Rasulullah SAW. Selain itu, mereka memohon
kepada Rasulullah SAW dan para pengikutnya agar berhijrah ke Yatsrib.
c)
Reaksi
Kaum Kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah SAW
Prof. Dr. A. Shalaby dalam bukunya Sejarah Kebudayaan Islam, telah
menjelaskan sebab-sebab kaum Quraisy menentang dakwah Rasulullah SAW, yakni:
Kaum kafir Quraisy, terutama para bangsawannya sangat keberatan
dengan ajaran persamaan hak dan kedudukan antara semua orang. Mereka
mempertahankan tradisi hidup berkasta-kasta dalam masyarakat. Mereka juga ingin
mempertahankan perbudakan, sedangkan ajaran Rasulullah SAW (Islam) melarangnya.
Kaum kafir Quraisy menolak dengan keras ajaran Islam yang adanya
kehidupan sesudah mati yakni hidup di alam kubur dan alam akhirat, karena
mereka merasa ngeri dengan siksa kubur dan azab neraka.
Kaum kafir Quraisy menilak ajaran Islam karena mereka merasa berat
meninggalkan agama dan tradisi hidupa bermasyarakat warisan leluhur mereka.
Dan, kaum kafir Quraisy menentang keras dan berusaha menghentikan
dakwah Rasulullah SAW karena Islam melarang menyembah berhala.
Usaha-usaha kaum kafir Quraisy untuk menolak dan menghentikan
dakwah Rasulullah SAW bermacam-macam antara lain:
·
Para
budak yang telah masuk Islam, seperti: Bilal, Amr bin Fuhairah, Ummu Ubais
an-Nahdiyah, dan anaknya al-Muammil dan Az-Zanirah, disiksa oleh para
pemiliknya (kaum kafir Quraisy) di luar batas perikemanusiaan.
·
Kaum
kafir Quraisy mengusulkan pada Nabi Muhammad SAW agar permusuhan di antara
mereka dihentikan. Caranya suatu saat kaum kafir Quraisy menganut Islam dan
melaksanakan ajarannya. Di saat lain umat Islam menganut agama kamu kafir
Quraisy dan melakukan penyembahan terhadap berhala.
Dalam menghadapi tantangan dari kaum kafir Quraisy, salah satunya
Nabi Muhammad SAW menyuruh 16 orang sahabatnya, termasuk ke dalamnya Utsman bin
Affan dan 4 orang wanita untuk berhijrah ke Habasyah (Ethiopia), karena Raja
Negus di negeri itu memberikan jaminan keamanan. Peristiwa hijrah yang pertama
ke Habasyah terjadi pada tahun 615 M.
Suatu saat keenam belas orang tersebut kembali ke Mekah, karena menduga
keadaan di Mekah sudah normal dengan masuk Islamnya salah satu kaum kafir
Quraisy, yaitu Umar bin Khattab. Namun, dugaan mereka meleset, karena ternyata
Abu Jahal labih kejam lagi.
Akhirnya, Rasulullah SAW menyuruh sahabatnya kembali ke Habasyah
yang kedua kalinya. Saat itu, dipimpin oleh Ja’far bin Abu Thalib.
Pada tahun ke-10 dari kenabian (619 M) Abu Thalib, paman Rasulullah
SAW dan pelindungnya wafat. Empat hari setelah itu istri Nabi Muhammad SAW juga
telah wafat. Dalam sejarah Islam tahun wafatnya Abu Thalib dan Khadijah disebut
‘amul huzni (tahun duka cita).
C.
Dakwah
Rasulullah SAW pada periode Medinah
Pada abad ke-5 sejarah dakwah Rasulullah SAW. Di Mekah, bangsa
Quraisy dengan segala upaya berusaha melumpuhkan gerakan Muhammad SAW. Hal ini
dibuktikan dengan pemboikotan terhadap Bani Hasyiim dan Bani Muthalib (keluarga
besar Muhammad SAW.). beberapa pemboikotan tersebut antara lain :
·
Memutuskan
hubungan perkawinan.
·
Memutuskan
hubungan jual beli.
·
Memutuskan
hubungan ziarah-menziarahi.
·
Tidak
ada tolong menolong.
Pemboikotan itu tertulis di atas selembar sahitah atau plakat yang
digantungkan di Kakbah dan tidak akan dicabut sebelum Muhammad SAW.
Menghentikan gerakannya. Selama tiga tahun lamanya Bani Hasyim dan Bani
Muthalib menderita kemiskinan akibat pemboikotan itu. Banyak pengikut
Rasulullah yang menyingkir ke luar kota Mekah untuk mempertahankan hidup untuk
menyelamatkan diriUjian bagi Rasulullah SAW. Juga bertambah berat dengan
wafatnyadua orang yang sangat dicintainya, yaitu pamannya, Abu Thalib dalam
usia 87 tahun dan istrinya, yaitu Khadijah. Peristiwa tersebut yang terjadi
pada tahun ke-10 dari masa kenabian (620 M) dalam sejarah disebut Amul Huzni
(tahun kesedihan atau tahun duka cita).
Dengan meninggalnya dua tokoh tersebut orang Quraisy makin berani
dan leluasa mengganggu dan menghalangi Rasulullah SAW. Mereka berani melempar
kotoran ke punggung Nabi, bahkan Beliau hampir meninggal karena ada orang yang
hendak mencekiknya. Nabi Muhammad SAW. Merasakan bahwa dakwah di Mekah tidak
lagi sesuai sebagai pusat dakwah Islam. Oleh karena itu, Beliau bersama Zaid
bin Haritsah pergi hijrah ke Thaif untuk berdakwah. Ajaran Rasulullah itu
ditolak dengan kasar. Bahkan mereka pun mengusir, menyoraki dan mengejar
Rasulullah sambil di lempari dengan batu. Saat itu Rasulullah SAW. Sempat
berlindung di bawah kebun anggur di kebun Utba dan Syaiba (anak Rabia). Meski
demikian terluka, Rasulullah SAW. tetap sabar dan berlapang dada serta ikhlas.
Kesulitan dan hambatan yang terus-menerus menimpa Muhammad SAW. Dan pengikutnya
dihadapi dengan sabar dan tawakal.
Saat mengahadapi ujian yang berat dan tingkat perjuangan sudah
berada pada puncaknya, Rasulullah SAW. di perintahkan oleh Allah SWT untuk
menjalani Isra dan Mi’raj dari Mekah menuju ke Baitul Maqdis di Palestina, dan
selanjutnya naik ke langit hingga ke Sidratul Muntaha (QS Al-Isra/17:1).
Kejadian Isra dan Mi’raj terjadi pada malam 17 rajab tahun ke-11 dari
kenabiannya (sekitar 621 M) di tempuh dalam waktu satu malam.
Hikmah
Allah Swt. Dari peristiwa isra dan mi’raj antar lain sebagai berikut.
a.
Karunia
dan keistimewaan tersendiri bagi Nabi Muhammad SAW. Yang tidak pernah diberikan
Allah SWT. Kepada manusia dan nabi-nabi sebelumnya.
b.
Memberikan
penambahan kekuatan iman keyakinan Beliau sebagai rasul untuk terus menyerukan
agama Allah SWT kepada seluruh umat manusia.
c.
Menjadi
ujian bagi kaum muslimin sendiri sejauh mana mereka beriman dan percaya kepada
kejadian yang menakjubkan itu yang hanya ditempuh dalam waktu semalam.
Peristiwa ini dijadikan olok-olok oleh kaum Quraisy dan menuduh Nabi Muhammad
SAW. Sudah gila. Meski demikian, ada orang yang beriman atau percaya terhadap
kejadian ini, yaitu Abu Bakar sehingga nama Beliau ditambahkan dengan gelar As
Sidik.
D.
Hijrah
Nabi Muhammad SAW. Ke Yastrib (Madinah)
Faktor yang menorong hijrahnya Nabi SAW
1.
Ada
tanda-tanda baik pada perkembangan Islam di Yatsrib, karena:
Pada
tahun 621 M telah datang 13 orang penduduk Yatsrib menemui Nabi Muhammad SAW di
bukit Akabah.
Pada
tahun berikutnya, 622 M datang lagi sebanyak 73 orang Yatsrib ke Mekkah yang
terdiri dari suku Aus dan Khazraj. Saat itu mereka tampaknya datang untuk
melakukan haji, tetapi sesungguhnya kedatangan mereka adalah untuk menjumpai
rasulullah SAW dan mengundang mereka agar pindah ke Yatsrib. Mereka berjanji
akan membela dan mempertahankan serta melindungi Rasulullah besert para
pengikut dan keluarganya seperti melindungi keluarga mereka sendiri. Perjanjian
ini disebut Perjanjian Aqabah II. Akhirnya, Rasululah SAW menyuruhlah
sahabat-sahabat Nabi pindah bersama.
2.
Rencana
pembunuhan Nabi saw oleh kaum Quraisy yang hasil kesepakatannya diputuskan oleh
pemuka-pemuka Quraisy di Darun Nadwah. Mereka menyatakan bahwa:
Mereka sangat khawatir jika Muhammad dan pengikutnya telah berkuasa
di Yatsrib. Pasti Muhammad akan menyerang kafilah-kafilah dagang Quraisy yang
pulang pergi ke Syam. Hal itu akan mengakibatkan kerugian bagi perniagaan
mereka.
Membunuh Nabi saw sebelum beliau ikut pindah ke Yatsrib. Dengan
cara setiap suku Quraisy mengirimkan seorang pemuda tangguh sehingga apabila
Rasulullah SAW terbunuh, keluarganya tidak akan mampu membela diri di hadapan
seluruh suku Quraisy, kemudian mengepung rumah Nabi SAW dan akan membunuhnya di
saat fajar, yakni ketika Rasulullah SAW akan melaksanakan sholat Subuh.
Rencana-rencana tersebut diketaui oleh Nabi saw dan para pemuda
Qurasy terkacoh. Karena yang tidur adalah Ali bin Abi Thalib bukan Rsulullah
SAW. Rasulullah SAW sudah berangkat lebih awal dan sudah mengetahu kejahatan
itu sebelum para pemuda Quraisy datang. Mereka mengejar dan menjelajahi seluruh
kota untuk mencari Nabi saw tetapi hasilnya nihil. Kemudian Nabi bersama
pengikutnya melanjutkan perjalanannya menelusuri pantai laut mera
E.
Akhir
Periode Dakwah Rasulullah Di Kota Mekah
Dengan berpindahnya Nabi saw dari Mekkah maka berakhirlah periode
pertama perjalanan dakwah beliau di kota Mekkah. Lebih kurang 13 tahun lamanya,
Beliau Beliau berjuang antara hidup dan mati menyerukan agama Islam di tengah
masyarakat Mekkah dengan jihad kesabaran, harta benda, jiwa dan raga.
Sebelum memasuki Yatsrib, Nabi saw singgah di Quba selama 4 hari
beristirahat, Nabi mendirikan sebuah masjid quba dan masjid pertama dalam
sejarah Islam. Tepat pada hari Jumat 12 Rabiul awal tahun 1 Hijrah bertepatan
pada 24 September 6 M. Merekamendapat sambutan penuh haru, hormat, dan
kerinduan diiringi puji-pujian dari seluruh masyarakat Madinah. Nabi saw
mengadakan shalat Jumat yang pertama kali dalam sejarah Islam dan Beliaupun
berkhotbah di hadapan muslimin Muhajirin dan Anshar.
Sejak Saat itu, Kota Yastrib berubah namanya menjadi Madinah Nabi
(Madinah Rasul) selanjutnya kota itu disebut Madinah. Orang-orang yang pindah
atau hijrah mendapat sebutan kaum Muhajirin artinya pendatang. Adapun penduduk
asli disebut Anshar artinya pembela. Adapun penduduk kota Madinah itu sendiri
terdiri dari dua golongan yang berbeda, yaitu :
v Golongan Arab yang berasal dari selatan yang terdiri dari suku Aus
dan Khazraj
Golongan yahudi, yaitu orang-orang Israel yang berasal dari utara
(Palestina). Kebiasaan orang-orang Yahudi ini selalu membangga-banggakan diri
pada penduduk asli dan sering mengadu domba antara suku Aus dan Khazraj sekadar
mengambil keuntungan dari hasil penjualan senjatanya.
Peristiwa hijrah ini amat penting artinya bagi Islam dan kaum
muslim karena hijrahnya Nabi SAW dari Mekah ke Madinah dijadikan sebagai awal
permulaan tahun Hijriyah. Dengan hijrahnya kaum muslim, terbukalah kesempatan
bagi Nabi SAW untuk mengatur strategi membentuk masyarakat muslim yang bebas
dari ancaman dan tekanan. Beberapa strategi dalam hal tersebut adalah
mengadakan perjanjian saling membantu antara kaum muslim dengan kaum nonmuslim
dan membangun kerja sama, baik dibidang poitik, ekonomi, sosial, serta
dasar-dasar daulah Islamiyah. Dakwah Rasulullah periode Madinah dapat
mewujudkan masyarakat muslim di Madinah yang adil dan makmur sehingga menjadi
prototipe masyarakat ideal atau yang sering disebut masyarakat madani. Beliau
juga turut berjuang dalam memelihara dan mempertahankan masyarakat yang
dibinyanya itu dari segala macam tantangan, baik yang berasal dari dalam maupun
dari luar.
F.
Substansi
dan strategi dakwah Raslullah SAW. Periode Madinah
Adapun
substansi dan strategi dakah Rasulullah saw antara lain:
Ø Membina masyarakat Islam melalui pertalian persaudaraan antara kaum
Muhajjirin dengan kaum Anshar. Kaum Muhajirin yang jauh dari sanak keluarga dan
kampung halaman mereka dipersaudarakan dengan kaum Anshar secara ikhlas dan
hanya mengharap keridaan Allah SWT. Sebagai contoh, Abu Bakar dipersaudarakan
dengan Harisah bin Zaid, Jafar bin Abi Thalib dipersaudarakan dengan Mu’az bin
Jabal, dan Umar bin Khattab dipersaudarakan dengan Itbah bin Malik. Begitu
seterusnya sehingga setiap orang dari Kaum Anshar dipersaudarakan dengan kaum
Muhajirin.
Ø Memellihara dan mempertahankan masyarakat Islam Dalam upaya
menciptakan suasana tentram dan aman agar masyarakat muslim yang dibina itu
dapat terpelihara dan bertahan, Rasulullah SAW membuat perjanjian persahabatan
perdamaian dengan kaum Yahudi yang berdiam di kota Madinah dan sekitarnya.
Tindakan ini belum pernah dilakukan oleh nabi dan rasul sebelumnya. Isi
perjanjiannya sebagai berikut :
-
Kebebasan
beragama bagi semua golongan dan masing-masing golongan mempunyai wewenang
penuh terhadap anggits golongannya.
-
Semua
lapisan, baik muslim maupun Yahudi harus tolong menolong dan saling mebantu
untuk melawan siapa saja yang memerangi mereka. Semua wajib mempertahankan kota
bila ada serangan dari luar
-
Kota
Madinah adalah ota suci yang wajib dihormati oleh mereka yang terikat dengan
perjanjian itu. Apabila terjadi perselisihan antara muslim dan Yahudi, maka
urusan itu diserahkan kepada Allah SWT dan rasul(Al Qur’an dan sunah).
-
Mengakui
dan mentaati kesatuan pimpinan untuk kota Madinah yang disetujui dipegang oleh
Nabi Muhammad SAW.
Ø Meletakkan dasar-daar politik ekonomi dan sosial untuk masyarakat
Islam. Melalui wahyu yang turun di kota Madinah dimana sebagian besar berkaitan
dengan pembinaan hukum Islam, Nabi Muhammad SAW dapat menetapkan dasar-dasar
yang kuat bagi masyarakat muslim dalam berbagai aspek kehidupan, baik di
lapangan politik,ekonomi, sosial, dan lain-lain.
Dengan diletakannya dasar-dasar yang berkala ini masyarakat dan
pemerintahan Islam dapat mewujudkan nagari “ Baldatun Thiyibatun Warabbun
Ghafur “ dan Madinah disebut “ Madinatul Munawwarah ”.
G.
Hikmah
Sejarah Dakwah Rasulullah SAW. Periode Madinah
Hikmah
sejarah dakwah Rasulullah SAW antara lain :
a.
Dengan
persaudaraan yang telah dilakukan oleh kaum Muhajirin dan kaum Anshardapat
memberikan rasa aman dan tentram.
b.
Persatuan
dan saling menghormati antar agama
c.
Menumbuh-kembangkan
tolong menolong antara yang kuat dan lemah, yang kaya dan miskin
d.
Memahami
bahwa umat Islam harus berpegang menurut aturan Allah swt
e.
Memahami
dan menyadaribahwa kita wajib agar menjalin hubungan dengan Allah swt dan
antara manusia dengan manusia
f.
Kita
mendapatkan warisan yang sangat menentukan keselamatan kita baik di dunia
maupun di akhirat.
g.
Menjadikan
inspirasi dan motivasi dalam menyiarkan agama Islam
h.
Terciptanya
hubungan yang kondusif
i.
Sikap
dan Perilaku
Sikap
dan perilaku yang mencerminkan dakwah Rasulullah SAW antara lain :
a.
Mengimani
dengan sebenar-benarnya bahwa Muhammad saw adalah rasul dan nabi penutup para
nabi
b.
Mencintai
Rasullulah saw
c.
Mensosialisasikan
sunnah Nabi saw
d.
Gemar
dan senang membaca buku sejarah nabi-nabi
e.
Memelihara
silaturahmi dengan sesama manusia
f.
Berkunjung
ke tanah suci Mekkah atau Madinah untuk melihat/ menapak tilas perjuangan Nabi
Muhammad saw
g.
Mempelajari
dan memahami Al Quran dan hadis-hadisnya
h.
Senantiasa
berjihad dijalan Allah
i.
Aktif/ikut
serta dalam acara kepanitiaan untuk memperingati hari-hari besar Islam
j.
Merawat
dan melestarikan tempat ibadah (masjid)
k.
Menekuni
dan mempelajari warisan Nabi saw
D. Kesimpulan
Dakwah secara Sembunyi-sembunyi Selama 3-4 Tahun. Dakwah
secara terang-terangan
No comments:
Post a Comment
silahkan berkomentar sebagai saran dan kritik, terimakasih