BAB II
PEMAHASAN
A.
Pengertian
Materi
Materi adalah sebuah substansi dari sebuah hal yang
dibuat atau disusun, komponen atau bahan baku bahan penyusunnya.[1]
Maka hadits tentang materi dakwah adalah hadits yang di dalamnya mengandung subtansi yang akan di dakwahkan
kepada masyarakat(suatu kaum).agar seorang da’i dapat lebih mudah dalam
menyampaikan dakwahnya, untuk mengajak manusia menyembah Allah dan tidak
menyembah selain Allah.
B.
Hadits
Tentang Materi Dakwah
Rasulullah bersada ketika akan
melepas Mu’ad berangkat ke Yaman.
”serulah mereka supaya mereka naik saksi, bahwa tidak ada Tuhan
melainkan Allah, dan aku adalah Rasulullah. Bila mereka sudah menta’ati itu,
beritahulah mereka bahwa sesungguhnya Allah telah mewajibkan atas mereka:
shalat lima kali sehari semalam. Dan bila tiu telah mereka ta’ati, beritahulah
mereka bahwa Allah telah mewajibkan atas mereka: shadaqah (pengeluaran zakat ) dari harta mereka, (yakni) diambil
dari yang kaya dari mereka dan diserahkan kepada yang miskin dintara mereka”.
(H.S. Al-Bukhari).
Dari
hadits tersebut dapat dipahami bahwa materi –materi yang harus disampaikan
dimulai dari materi tentang aqidah yakni seruan untuk beriman kepada Allah.
Dengan mungucapkan kalimat syahadat. Setelah itu tentang sholat, zakat dan
shadaqah. Maka sebagai seorang da’i harus terlebih dahulu mengerti dan memahami
materi-materi tersebut sebelum terjun untuk menyampaikan kepada masyarakat.
Supaya ketika masyarakat (jama’ah) ada yang bertanya dan kurang mengerti dapat
menjelaskan dengan mudah serta bisa dipahami oleh masyarakat.
Mengenai
materi-materi tersebut ada yang mengatakan bahwa zakat tidak termasuk pada
zaman dulu. Sebab zakat dimasukkan ke dalam materi shadaqah.
Secara
umum, materi al-Qur'an dan fatwa-fatwa Nabi Muhammad saw. menerangkan
tentang kajian keagamaan yang menitikberatkan pada teologi dan ibadah, seperti
beriman kepada Allah, para rasul-Nya, dan hari kiamat serta amal ibadah, yaitu
shalat. Zakat sendiri waktu itu belum menjadi materi pendidikan, karena zakat
pada waktu itu lebih difahami sebagai sedekah pada fakir miskin dan anak-anak
yatim. Selain itu, materi akhlak juga diajarkan untuk membentuk kepribadian
yang mulia. Adapun materi scientific belum dijadikan sebagai mata
pelajaran. Nabi Muhammad saw. ketika itu hanya memberikan dorongan untuk
memperhatikan kejadian manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan alam raya.[2]
Jika
memahami hadits diatas maka seorang da’i perlu memahami makna syahadat.
Misalnya seperti:
Syahadat adalah bagian yang fundamen
atau fondasi utama dalam aqidah seorang muslim, dan karena syahadat ini
memiliki nilai-nilai dan pengaruh yang besar dalam kehidupan serta pentingnya
aqidah yang jelas dalam akal dan hati sehingga dapat melakukan ibadah kepada
Allah dengan hujjah yang nyata. Oleh karena itu merupakan suatu kewajiban bagi
kita untuk mengenal lebih dalam makna syahadat serta rukun-rukun dan
syarat-syaratnya. a isi dari syahadat ialah persaksian dan pengakuan (ikrar) yang
benar, diikrarkan dengan lisan dan dibenarkan dengan hati bahwa tidak ada Tuhan
selain Allah dan Muhammad adalah rasul Allah. Dan hadits tentang syahadat
Nabi Muhammad SAW bersabda:
عن عثمان بن عفان قال: قال رسول الله
صلى الله عليه وسلم: (من مات وهو يعلم أن لا إله إلا الله دخل الجنة
Artinya:
Dari Utsman bin Affan, dia berkata:
Rasulallah SAW bersabda, “Siapa saja yang mati dan dia mengetahui bahwa tidak
ada Tuhan selain Allah, maka dia masuk sorga.
Dan dari Abi Sa’id Al Khudri RA
beliau meriwayatkan bahwa Nabi SAW pernah bersabda:
قال موسى يا رب علمني شيئا أذكرك وأدعوك به، قال: يا موسى لو
أن السموات السبع وعامرهن غيري والأرض السبع في كفة ولا إله إلا الله في كفة، مالت
بهن (لا إله إلا الله) رواه ابن حبان والحاكم في صحيحه)
Artinya:
Musa berkata,”Ya Tuhanku! Ajarilah
aku sesuatu yang dengannya aku bias mengingatmu dan berdoa kepadaMu.” Allah
berkata, “Hai Musa! Sekiranya tujuh lapis langit dan ditempati selain aku, dan
tujuh lapis bumi berada di sebuah piringan timbangan. Kemudian (kalimat) La
Ilaaha Illallaah berada di piringan timbangan yang lainnya, maka pastilah
piringan timbangan tersebut akan miring kepada kalimat ‘La Ilaaha Illallaah’.
(HR. Ibnu Hibban dan Hakim).
setelah itu mehami tentang sholat
setelah itu mehami tentang sholat
Pengertian
Shalat Shalat secara bahasa berarti
berdo’a. dengan kata lain, shalat secara bahasa mempunyai arti
mengagungkan. Sedangkan pengertian shalat menurut syara’ adalah ucapan-ucapan
dan perbuatan-perbuatan tertentu, yang dimulai dengan takbiratul ihram dan
diakhiri dengan salam. Ucapan di sini adalah bacaan-bacaan al-Qur’an, takbir,
tasbih, dan do’a. Sedang yang dimaksud dengan perbuatan adalah gerakan-gerakan
dalam shalat misalnya berdiri, ruku’, sujud, duduk, dan gerakan-gerakan
lain yang dilakukan dalam shalat.
[1]
http://translate.google.com/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.thefreedictionary.com/material, diakses pada 2
Januari 2013 14:46
[2] Suwendi, Sejarah dan Pemikiran
Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2004), 9.
No comments:
Post a Comment
silahkan berkomentar sebagai saran dan kritik, terimakasih