Wednesday, June 4, 2014

Materi Dakwah

BAB II
PEMAHASAN
A.    Pengertian Materi
Materi adalah sebuah substansi dari sebuah hal yang dibuat atau disusun, komponen atau bahan baku bahan penyusunnya.[1] Maka hadits tentang materi dakwah adalah hadits yang  di dalamnya mengandung subtansi yang akan di dakwahkan kepada masyarakat(suatu kaum).agar seorang da’i dapat lebih mudah dalam menyampaikan dakwahnya, untuk mengajak manusia menyembah Allah dan tidak menyembah selain Allah.
B.     Hadits Tentang Materi Dakwah
Rasulullah bersada ketika akan melepas Mu’ad berangkat ke Yaman.
serulah mereka supaya mereka naik saksi, bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan aku adalah Rasulullah. Bila mereka sudah menta’ati itu, beritahulah mereka bahwa sesungguhnya Allah telah mewajibkan atas mereka: shalat lima kali sehari semalam. Dan bila tiu telah mereka ta’ati, beritahulah mereka bahwa Allah telah mewajibkan atas mereka: shadaqah (pengeluaran  zakat ) dari harta mereka, (yakni) diambil dari yang kaya dari mereka dan diserahkan kepada yang miskin dintara mereka”. (H.S. Al-Bukhari).
Dari hadits tersebut dapat dipahami bahwa materi –materi yang harus disampaikan dimulai dari materi tentang aqidah yakni seruan untuk beriman kepada Allah. Dengan mungucapkan kalimat syahadat. Setelah itu tentang sholat, zakat dan shadaqah. Maka sebagai seorang da’i harus terlebih dahulu mengerti dan memahami materi-materi tersebut sebelum terjun untuk menyampaikan kepada masyarakat. Supaya ketika masyarakat (jama’ah) ada yang bertanya dan kurang mengerti dapat menjelaskan dengan mudah serta bisa dipahami oleh masyarakat.
Mengenai materi-materi tersebut ada yang mengatakan bahwa zakat tidak termasuk pada zaman dulu. Sebab zakat dimasukkan ke dalam materi shadaqah.
Secara umum, materi al-Qur'an dan fatwa-fatwa Nabi Muhammad saw. menerangkan tentang kajian keagamaan yang menitikberatkan pada teologi dan ibadah, seperti beriman kepada Allah, para rasul-Nya, dan hari kiamat serta amal ibadah, yaitu shalat. Zakat sendiri waktu itu belum menjadi materi pendidikan, karena zakat pada waktu itu lebih difahami sebagai sedekah pada fakir miskin dan anak-anak yatim. Selain itu, materi akhlak juga diajarkan untuk membentuk kepribadian yang mulia. Adapun materi scientific belum dijadikan sebagai mata pelajaran. Nabi Muhammad saw. ketika itu hanya memberikan dorongan untuk memperhatikan kejadian manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan alam raya.[2]
Jika memahami hadits diatas maka seorang da’i perlu memahami makna syahadat. Misalnya seperti:
Syahadat adalah bagian yang fundamen atau fondasi utama dalam aqidah seorang muslim, dan karena syahadat ini memiliki nilai-nilai dan pengaruh yang besar dalam kehidupan serta pentingnya aqidah yang jelas dalam akal dan hati sehingga dapat melakukan ibadah kepada Allah dengan hujjah yang nyata. Oleh karena itu merupakan suatu kewajiban bagi kita untuk mengenal lebih dalam makna syahadat serta rukun-rukun dan syarat-syaratnya. a isi dari syahadat ialah persaksian dan pengakuan (ikrar) yang benar, diikrarkan dengan lisan dan dibenarkan dengan hati bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah rasul Allah. Dan hadits tentang syahadat
Nabi Muhammad SAW bersabda:
عن عثمان بن عفان قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (من مات وهو يعلم أن لا إله إلا الله دخل الجنة
Artinya:
Dari Utsman bin Affan, dia berkata: Rasulallah SAW bersabda, “Siapa saja yang mati dan dia mengetahui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, maka dia masuk sorga.
Dan dari Abi Sa’id Al Khudri RA beliau meriwayatkan bahwa Nabi SAW pernah bersabda:
قال موسى يا رب علمني شيئا أذكرك وأدعوك به، قال: يا موسى لو أن السموات السبع وعامرهن غيري والأرض السبع في كفة ولا إله إلا الله في كفة، مالت بهن (لا إله إلا الله) رواه ابن حبان والحاكم في صحيحه)



Artinya:
Musa berkata,”Ya Tuhanku! Ajarilah aku sesuatu yang dengannya aku bias mengingatmu dan berdoa kepadaMu.” Allah berkata, “Hai Musa! Sekiranya tujuh lapis langit dan ditempati selain aku, dan tujuh lapis bumi berada di sebuah piringan timbangan. Kemudian (kalimat) La Ilaaha Illallaah berada di piringan timbangan yang lainnya, maka pastilah piringan timbangan tersebut akan miring kepada kalimat ‘La Ilaaha Illallaah’. (HR. Ibnu Hibban dan Hakim).
setelah itu mehami tentang sholat
Pengertian Shalat Shalat secara bahasa berarti berdo’a. dengan kata lain, shalat secara bahasa mempunyai arti mengagungkan. Sedangkan pengertian shalat menurut syara’ adalah ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan tertentu, yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Ucapan di sini adalah bacaan-bacaan al-Qur’an, takbir, tasbih, dan do’a. Sedang yang dimaksud dengan perbuatan adalah gerakan-gerakan dalam shalat misalnya berdiri, ruku’, sujud, duduk, dan gerakan-gerakan lain yang dilakukan dalam shalat. 






[2] Suwendi, Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2004), 9.

No comments:

Post a Comment

silahkan berkomentar sebagai saran dan kritik, terimakasih